Senin, September 07, 2009

Restoran Indonesia di Kairo Diserbu dan Dirusak Preman Mesir

 
Berita Dunia,Kairo-Restoran Sehati yang dikelola oleh WNI dan terletak di bilangan Mutsallats, distrik 10 (Hayy Ashir), Nasr City, Kairo, diserbu dan dirusak oleh segerombolan preman Mesir dini hari Senin (7/9).
Dalam pantauan Eramuslim di lokasi kejadian, restoran Sehati tampak rusak parah. Kaca dan tempat etalase tempat menyajikan makanan pecah berkeping-keping, kursi-kursi dan meja makan terjungkal berantakan, sebuah unit televisi dihancurkan, beserta patahan kayu, bongkahan batu dan bata yang berserakan di dalam resto.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Eramuslim dari AP, salah satu pengelola resto Sehati dan saksi mata yang berada di tempat kejadian, sekitar pukul 1 dini hari, sekitar tujuh orang pemuda Mesir tiba-tiba menyerbu dan menghancurkan bagian dalam resto.
"Mereka tiba-tiba menyerbu dan melempari bagian dalam restoran dengan botol, pecahan kaca, bongkahan batu bata dan potongan balok kayu. Saya waktu itu kebetulan sedang berada di dapur resto," terang AP.
Penyerbuan ini, lanjut AP, dipicu oleh tingkah orang Mesir yang mengejek YY, salah seorang pengelola resto lainnya. "Orang Mesir itu yang duluan berulah. Dan dalam berbagai kasus, mereka selalu begitu, selalu yang memulai," kata AP.
Dikisahkan AP, beberapa jam sebelum peristiwa terjadi, YY tengah membuang sampah. Di tempat sampah itu, YY diejek oleh seorang pemuda Mesir.
"Si pemuda Mesir godain YY sambil joget-joget norak dan nyalain lagu kenceng dari HP. Dia juga mengejek sambil bilang fuck you."
Mulanya, YY tak terlalu menggubris godaan dan tingkah usil pemuda Mesir itu. Tapi, si pemuda Mesir melanjutkan ulah norak dan tak nyamannya itu sampai YY kembali ke resto dan duduk di meja kasir. Di depan resto, di hadapan meja kasir pas, si pemuda Mesir itu kembali bertingkah, berjoget-joget dan mengeluarkan kata-kata usil.
"YY akhirnya mengejar dan memperingati orang Mesir itu.Sempat terjadi adu mulut dan hampir terjadi perkelahian. Tapi kemudian dilerai oleh pemilik toko buku (warga Mesir). Pemuda Mesir itu pun pergi," lanjut AP.
Dikira YY, masalah sudah selesai beriring perginya pemuda usil norak itu. Ternyata, sekitar sejam kemudian, pemuda itu datang bersama dengan enam orang kawan lainnya.
"Secara mengejutkan dan brutal, mereka langsung menyerang dan merusak resto. Mereka sengaja melempari resto terlebih dahulu dari luar, agar YY yang jadi 'incaran' mereka tidak keluar," kata AP.
Selain merusak isi resto, sekelompok pemuda Mesir itu pun menyerang YY. Mereka memukul, melempari, dan menghajar YY sekenanya dengan segala apa yang mereka bawa. Akibat serangan itu, YY mengalami luka yang cukup parah di bagian tangannya.
"Ia menangkis balok kayu dan lemparan batu dan kaca," lanjut AP.
Mengetahui aksi berutal itu, AP dan YY segera berteriak kencang. "Kami bilang 'harami-harami' (maling, maling), dan mereka langsung lari melarikan diri."
AP pun segera memanggil pemilik kios (orang Mesir) yang disewa dan dijadikan resto itu, yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter saja dari lokasi. Pemilik kios itu pun segera menghubungi kepolisian setempat dan melaporkan kejadian.
"Sayangnya, polisi datang setengah jam kemudian. Mereka datang bersama satuan intel (mabahits) untuk meninjau lokasi kejadian dan menemui para korban. Kami lalu pergi ke kantor polisi sektor hayy ashir untuk bikin berita acara pengaduan.
Di kantor kepolisian hayy ashir, pelapor disuruh untuk menindaklanjuti ke kantor kepolisian resort Nasr City di bilangan Abbas al-Aqqad. Hingga berita ini diturunkan, pihak korban masih berada di kantor resort Nasr City untuk menyelesaikan urusan.
KBRI Telat Datang
Sayangnya, saat pelaporan, baik di kantor polisi Hayy Ashir dan Abbas Aqqad, KBRI tidak melakukan upaya pendampingan terhadap korban. KBRI bahkan baru datang ke lokasi kejadian sekitar 2 jam lebih pasca peristiwa, padahal sebelumnya pihak PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) Mesir sudah mengontak atase keamanan beberapa puluh menit pasca kejadian.
"Sayang, KBRI telat datang. Kesannya KBRI sebagai institusi negara yang wajib memberikan perlindungan kepada warganya lambat tanggap. Harusnya, pihak KBRI melakukan pendampingan terhadap korban yang nota benenya WNI saat melapor ke kantor polisi. Paling tidak, datang ke lokasi tidak telat-telat amat lah," kata RZ, salah seorang WNI lain di lokasi kejadian.
Beberapa menit setelah datang ke lokasi kejadian--sekitar 2 jam lebih pasca peristiwa--pihak KBRI yang diwakili dua orang pegawai konsuler, dan setelah berdiskusi dengan beberapa rekan WNI yang berkumpul di lokasi, akhirnya segera meluncur ke kantor polisi Abbas Aqqad untuk melakukan pendampingan.
WNI Kerap Dapatkan Tindak Kejahatan, Pelecehan, dan Kekerasan dari Orang Mesir
Kasus penyerbuan, penyerangan, dan penghancuran resto Indonesia di atas hanyalah salah satu dari serangkaian kasus tindak kekerasasn, kejahatan, dan pelecehan yang diterima oleh WNI dari orang Mesir--disamping imigran Afrika Hitam.
Berbagai kasus semisal penusukan, pencurian, perampokan, hipnotis, penodongan, dan pelecehan seksual yang dialami oleh WNI dari orang Mesir sudah beberapa puluh kali terjadi. Sayangnya, dari serentetan kasus yang terus menimpa itu, upaya-upaya hukum hanya sedikit yang dilakukan. Kalaupun ada pihak korban mengadukan kasus-kasus tersebut ke pihak yang berwajib, yang disayangkan kebanyakan korban tersebut tidak mendapat tindak lanjut yang serius dan memuaskan.
Beberapa kasus kejahatan, kekerasan, dan pelecehan tersebut kebanyakan terjadi di distrik Hayy 10, utamanya di daerah Bawwabat, Gami', Mutsallats, dan Madrasah. Di Kairo, distrik (Hayy) ashir memang terkenal sebagai distrik pinggiran, tempat berbagai macam kemungkinan kejahatan terjadi. Dan, sayangnya, di distrik itulah, mayoritas WNI (kebanyakan mahasiswa) menetap. (Laporan Koresponden Eramuslim langsung dari Mesir)

Tidak ada komentar: