Sabtu, Oktober 31, 2009

Wawancara Jurnal Demokrasi Sosial.Vol.1




Faisal Basri adalah sosok pemimpin muda yang kuat dan mempunyai karaktek dalam berideologi, baik sebagai ekonom maupun sebagai salah satu agen perubahan di Indonesia.


Ditemui secara marathon di sela-sela kesibukan dalam mendiseminasikan gagasan melalui seminar dan kesibukan mengajar di universitas, redaksi kami berhasil melakukan wawancara di dua tempat yang berbeda, Hotel Le Meredien dan ruang rapat Irsa tempat Faisal Basri beraktivitas sehari-hari. Berikut petikan wawancara tentang kepemimpinan. 





Bagaimana menurut Anda kepemimpinan yang ideal untuk situasi Indonesia saat ini?



Berbicara mengenai kepemimpinan yang ideal, mungkin kita bisa memulainya dari fungsi kepemimpinan itu sendiri. Menurut hemat saya, fungsi kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin memobilisasi seluruh resources yang ada, sumberdaya yang kita miliki, untuk mencapai satu tujuan secara efektif.


Seperti kita ketahui, tujuan bangsa kita kan antara lain melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu adalah goals bangsa kita. untuk membawa  bangsa ini mendekat ke goals-nya, tanpa zig zag. Sumber daya manusia dan sumber daya alam. Dan kemampuan meraciknya untuk mencapai tujuan yang kita harapkan itu. Dari segi itu, pemimpin juga harus punya komitmen, dalam arti kemampuan memobilisasi sumber daya yang dimiliki bangsanya, di samping kemampuan persuasif pada kelompok-kelompok kepentingan yang ada, dan mewujudkan kebahagiaan buat seluruh rakyatnya.


Seorang pemimpin harus tahu jalan mencapainya dan kendaraan apa yang dia pakai untuk mencapai tujuan itu. Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang bisa membawa seluruh penumpang di kendaraan itu mencapai tujuan, dan menjamin agar tujuan-tujuan itu selalu terjaga atau berada dalam track-nya yang benar. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memobilisasi sumberdaya dan mengarahkan ke tujuan-tujuan yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih cepat. Capaian-capaian yang lebih tinggi dan lebih cepat yang diupayakan oleh seorang pemimpin harus diarahkan untuk membawa tujuan bangsa ini tetap berada dalam track-nya. Itulah indikator dari efektifitas kepemimpinan.


Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membangun institusi sebagai tracknya. Tracknya adalah peranan institusi dalam artian semua itu harus harus dijabarkan melalui penguatan institusi. Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menjabarkan tujuan-tujuan bernegara melalui penguatan peran institusi tadi. Artinya, ketika dia sudah tidak memerintah kebijakannya bisa dilanjutkan.

Karena pemimpin yang baik adalah ketika ia sudah tidak memerintah institusinya harus jalan terus. Instutusi yang baik adalah yang baik harus didasari oleh ideologi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus punya ideologi. Ia harus patuh, tunduk, dan taat pada ideologi yang ditetapkan oleh bangsanya. Apa ideologinya. Ideologi politiknya adalah demokrasi sosial, ideologi ekonominya adalah ekonomi pasar sosial. Nah kalau pemimpin itu membawa ideologi bangsa itu ke arah ideologi kapitalisme-neoliberalisme, artinya dia pemimpin yang durhaka kepada bangsanya.
 
Menurut Anda, apa saja kriteria yang harus dimiliki oleh pemimpin Indonesia saat ini?



Kriteria pertama seorang pemimpin adalah, ia harus taat asas pada landasan ideologinya. Ia harus orang yang memiliki keyakinan (belief), seorang yang memiliki keyakinan yang penuh tanpa pamrih (one man with it belief, it would be thousand without an interest). Orang yang punya belief yang paling penting, dia yakin landasan ideologinya benar dan bisa dijadikan kendaraan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.


Kedua, ia seorang yang visioner. Dia juga bisa membawa rakyatnya untuk menghadapi tantangan-tantangan, bukan hanya yang ada sekarang, akan tetapi tantangan yang akan dihadapi bangsanya di masa depan. Ia harus punya kemampuan untuk melakukan pengayaan (enrichment) dari orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan peningkatan kapasitas menghadapi perubahan-perubahan yang dinamis. Jadi pemimpin itu menyiapkan bangsanya bukan untuk sekedar menghadapi masalah sekarang, tapi juga berbagai bentuk tantangan yang akan terjadi di masa depan.

Ketiga, dalam konteks Indonesia, karena situasi sosio-kultural bangsa kita yang sangat heterogen, pemimpin itu harus bersifat inklusif, karena pemimpin yang inklusiflah yang bisa mengajak seluruh rakyat yang bebeda suku, bangsa, agama, latar belakang, dan adat isitiadat itu berjalan sama-sama dalam satu kendaraan untuk mencapai tujuan bangsa, tidak ada yang tercecer.


Keempat, meletakkan dasar-dasar pijakan bagi bangsa ini untuk terus maju dan berkembang ke depan, sehingga dia tidak berorientasi semata-mata pada hasilnya sekarang, karena pemimpin itu adalah pada umumnya, hasil nyata yang dia upayakan baru kelihatan sepuluh-lima belas tahun setelah dia tidak lagi berkuasa. Jadi pemimpin yang baik tidak boleh bersikap, ah …. yang penting pokoknya saya bikin aja, saya genjot sekarang, supaya masyarakat memilih saya kembali. 


Sementara yang kelima, pemimpin itu harus mampu melahirkan kader-kader pemimpin yang lebih banyak dan memiliki kemampuan yang lebih baik dari dia.  


Menurut Anda, konsep dan strategi kebijakan seperti apa yang harus dimiliki oleh pemimpin Indonesia guna menyelesaikan krisis multidimensi yang dihadapi saat ini?



Sebelum kita bicara konsep dan strategi kebijakan, saya terlebih dahulu ingin mengemukakan persoalan institusi, karena di Indonesia pengertian institusi ini banyak disamakan dengan agensi. Kalau agensi itu kan pemerintahan, departemen, atau dengan kata lain government agency.


Sementara insitusi itu berisi norma, value, peraturan, undang-undang sampai konstitusi yang diyakini secara bersama oleh bangsa itu sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan. Instutusi adalah sarana yang meng-create tata aturan, yang meng-create kepastian bagi siapa pun sehingga orang tahu kalau dia berbuat apa dia akan mennghadapi atau mendapat konsekuensi apa.


Bangsa ini sesungguhnya telah meletakkan tujuannya dengan jelas, yakni melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan seterusnya. Tapi, kita tidak pernah kunjung secara eksplisit, tegas, lugas, memilih kendaraan untuk mencapai tujuan tadi. Jadi, ya bingung terus. Kan untuk mencapai tujuan harus menggunakan kendaraan. Nah akar soalnya, ada di undang-undang dasar kita yang rancu. Kenapa rancu, karena undang-undang kita disusun bersifat sementara. Kata Bung Karno, nanti kalau sudah pemilu, hasil pemilu itu akan menghasilkan MPR/DPR yang akan bersidang untuk membuat konstitusi baru yang komprehensif.


Masalahnya, sampai sekarang kita tidak pernah membangun konstitusi baru yang komprehensif itu. Sudah engga pernah membangun, kemudian tiba-tiba diamandemen dengan cara engga karu-karuan, sehingga banyak menimbulkan kerancuan. Lihat saja sistem pemerintahan kita sekarang, presidensil engga, parlementer engga, federalisme engga, sentralisasi engga. Bikameral ada, tapi kenyataannya masih unikameral. Peran negara dan peran pasar kacau. Inilah yang membuat segala sesuatunya jadi rancu.


Karena kita tidak pernah tegas merumuskan demokrasi kita seperti apa? Katanya demokrasi Pancasila, tapi juga tidak pernah didefinisikan secara jelas. Nah ini semua yang menimbulkan kerancuan. Kita disebut liberal engga mau, tapi kenyataannya berbagai kebijakan kita amat liberal. Ini yang bikin kita selalu silang sengketa, berpolemik, dan membuat kita lelah. Ketika digulirkan kebijakan privatisasi rame, tarif tol naik rame, semua rame, pemerintah kita bingung karena tidak punya pijakan.


Sebagai bangsa, kita menghadapi hambatan kelembagaan yang cukup serius. Sejarah menunjukkan, negara-negara yang maju sekarang adalah negara-negara yang memiliki kelembagaan politik dan kelembagaan ekonomi yang baik di masa lalu. Artinya, bisa saya katakan kelembagaan politik dan kelembagaan ekonomi yang baik di Indonesia sekarang lah yang akan menjamin Indonesia maju di masa yang akan datang. Kalo kita potret kelembagaan Indonesia sekarang kan kocar kacir. Sehingga banyak orang di negeri ini suka-suka aja bikin visi, karena apa, karena negara ini memang kacau kelembagaannya, jadi kaya orang ngigau.


Bagaimana Anda melihat contoh kepemimpinan negara-negara berkembang lain (seperti di negara-negara kawasan Latin Amerika) dalam menyelesaikan persoalan kepemimpinan?



Secara historis dan sosial, di Amerika Latin itu, setelah merdeka, perusahaan multinasional masih berperan sangat kuat, berkolaborasi dengan elite lokal, yang pada umumnya adalah indo, yang asal-usulnya berasal dari keturunan Spanyol atau Portugis. Nah, kalo dalam konteks Indonesia, pasca kemerdekaan itu perusahaan-perusahaan asing yang hampir seluruhnya peninggalan Belanda itu dinasionalisasi, ditransformasikan ke dalam BUMN, seperti PJKA, Telkom, PTP, dan sebagainya. Sehingga konteksnya, kalau di Latin Amerika itu diametral antara kepentingan publik dan kepentingan perusahaan multinasional, kalau di Indonesia BUMN. Jadi terkesan berontak melawan negara. Nah, berontak melawan negara subversi namanya, jaman pak Harto dulu. Dan kalo kita perhatikan, karakter BUMN ini sama seperti perusahaan multinasional, Pertamina misalnya tidak memiliki kontribusi banyak kepada masyarakat, PLN cuma melistriki empat puluh lima persen penduduk, Telkom hanya melayani empat persen (fix line) dari jumlah penduduk, PTP juga engga ada manfaatnya buat rakyat. Tapi di Indonesia sosok yang muncul adalah negara. Jadi solusinya bukan berarti BUMN sebagai perusahaan milik negara harus di privatisasi. Kalau privatisasi jatuhnya ke tangan Aburizal Bakrie atau ke Jusuf Kalla kan sama saja bohong.


Jadi bagaimana menciptakan suatu iklim persaingan yang memungkinkan BUMN-BUMN itu tergerak untuk berubah. Dan terbukti kan, misalnya Telkom atau Jasa Marga setelah ada pesaing mengalami perubahan, tapi yang belum menghadapi pesaing, seperti PJKA atau PLN belum kelihatan karena belum ada perubahan. Masalahnya, jangan sampai BUMN-BUMN ini jadi sarang penghisapan dari politisi. 


Sekarang di Latin Amerika, muncul gugatan terhadap perusahaan multinasional yang menghisap, seperti kontrak-kotrak eksplorasi sumberdaya alam yang engga benar. Tapi saya melihat ada strategi proses nasionalisasi ekonomi yang berbeda antara Venezuela dengan Bolivia. Kalau proses nasionalisai ekonomi di Venezuela masih ditandai oleh dominannya peran elite (tentara dan jenderal-jenderal) dalam penguasaan BUMN. Jadi di Venezuela mirip dengan Indonesia masa Orde Baru. Model Venezuela menurut saya jelek. Terbukti Venezuela melorot terus dari segi ranking apa pun. Nah di Bolivia proses nasionalisasi ekonominya berlangsung lebih lugas dan lebih baik, karena pemerintah Bolivia di bawah kepemimpinan Evo Morales ingin memperjuangkan keadilan. Karena selama ini, elite di Bolivia bersama perusahaan multinasional menjalin persekutuan yang membuat posisi dan peran negara jadi lemah.


Nah, sekarang di Bolivia terjadi penguatan posisi negara, dimana pemerintahan Evo Morales masih membolehkan perusahaan-perusahaan multinasional beroperasi, tapi kontraknya ditinjau kembali. Nah itu kan yang tidak berani dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam kasus Freeport atau INCO misalnya. Bahkan di INCo itu kasusnya lebih parah dari Freeport.


Padahal konstitusi kita sudah menggariskan secara lugas, bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya, dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Contoh misalnya, kasus penjualan pengelolaan batu baru Arutmin, KPC, dibeli oleh Bakrie dengan harga sekirat 300 atau 400 juta US dollar,  beberapa tahun kemudian dijual 2,5 miliar dollar. Menurut saya, ini engga boleh, karena melanggar konstitusi. Kalau Bakrie sudah tidak mau lagi mengelola, seharusnya pengelolaannya dikembalikan lagi ke negara, biar negara yang melalang. Sehingga kelebihan profit dari hasil penjualan saham Arutmin, negara yang dapat, bukan Bakrie.


Contoh lain, PT. Aneka Tambang yang punya cadangan nikel di Halmahera. Nah kalo nikelnya cuma dieksploitasi jadi biji nikel saja, Cuma menghasilkan net present value (NPP) 3 miliar dollar, tapi kalo nikel itu dijadikan veronikel, maka NPP-nya akan menjadi tujuh kali lipat (sekitar 21 miliar dollar). Nah, kenapa tidak bisa. Karena untuk membakar dari biji nikel menjadi veronikel kan membutuhkan gas. Ironisnya, PT. Aneka Tambang, tidak mendapat pasokan gas. Nah, ini kan berarti pemimpinnya tidak berhasil mendayagunakan sebesar-besarnya resources yang ada untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Padahal Gasnya kan milik negara (Perusahaan Gas Negara/PGN). Tapi lebih baik di ekspor, daripada membesarkan PT. Aneka Tambang.      


Bagaimana pandangan/pengalaman Anda dalam melihat rekrutmen pemimpin di tingkat lokal maupun nasional yang berlangsung saat ini?



Kenapa, yang karena institusi politiknya tidak jelas! Karena institusi politiklah yang melahirkan kesenjangan apa yang dilakukan politisi dengan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Institusi politik menghasilkan politisi yang tidak peka terhadap konstituennya, karena tidak ada akuntabilitas politisi kepada konstituennya. Sekalipun politisi itu tidak pernah mengunjungi konstituennya, dia tetap bisa terpilih kembali. Kemudian, sentralisme di dalam politik menyebabkan aspirasi dari bawah tidak pernah sampai ke Jakarta.


Ibu Megawati, misalnya, sulit untuk bisa mendengarkan apa yang terjadi dan bergejolak di bawah, karena lapisan-lapisan di birokrasi partai itu sudah demiki sangat tebalnya. Nah, oleh karena itu persoalannya bukanlah pada penyederhanaan jumlah partai. Cara berpikir yang benar kan seharusnya, bagaimana kita bisa menciptakan sistem politik dan institusi politik yang memungkinkan efektifnya penyerapan aspirasi rakyat. Kalau sekarang kan diskusinya, partai banyak atau sedikit, bukan pada apakah aspirasi rakyat itu dapat ditangkap oleh partai politik secara efektif.


Oleh karena itu, diskusi seharusnya diarahkan bagaimana kita mampu mendesain suatu institusi politik yang memungkinkan aspirasi itu tidak senjang. Nah kalau jawabannya, partai lokal dibolehkan, why not! Toh, partai lokal juga akan melakukan pekerjaan politik di tingkat lokal. Jika terjadi pemilu nasional, partai lokal juga kan pada akhirnya harus berafiliasi dengan partai-partai politik di tingkat nasional. Nah sekarang, coba kalau Anda mau bikin partai baru, susahnya setengah mati, berapa miliar biaya yang Anda butuhkan.


Nah, kita harus menyadari, bahwa partai politik itu adalah pilar utama demokrasi. Dan, kenapa sih kita bikin partai, yah untuk menyederhanakan proses penyerapan aspirasi masyarakat oleh insan-insan politik. Karena, kalau Anda maju jadi gubernur, bupati, atau walikota lewat jalur calon independen, pasti biayanya lebih mahal dari partai politik, wong Anda engga punya infrastruktur. Jadi solusinya adalah menciptakan bukan calon independen sebagai solusi aspirasi rakyat atau tidak, karena calon independen pada hakekatnya bukanlah ancaman, dan tidak boleh dilihat sebagai ancaman. Calon independen adalah emergy exit. Seperti kalau terjadi kebakaran di pesawat, kita tahu jalan keluarnya yang aman. Jadi kalau partainya sudah dablek semua, proses kepemimpinan kita tetap ada jalan keluarnya, yah si calon independen ini. Jadi calon independen hanyalah balancing untuk memecahkan kebuntuan politik, jadi dia itu darurat sifatnya.


Menurut Anda, apa kira-kira yang menjadi hambatan mendasar dari sirkulasi kepemimpinan di negeri ini untuk menghadirkan sosok pemimpin yang bersih, memiliki integritas dan visi yang jelas serta bebas KKN?


Dari sisi sirkulasi elite kita merasakan kan selama ini sumpek, mampet. Jadi kaya udara yang muter-muter di sekitar kita saja, jadi alternatif kepemimpinan cuma ada pada figur Megawati, Wiranto, Gus Dur, atau Akbar Tanjung, karena semua sirkulasi udara mampet, engga ada ventilasi. Saya juga tidak tahu, kenapa sistem politik kita cuma menghasilkan kondisi seperti itu. Makanya, dalam konteks manajemen kepemimpinan daerah relevan yang namanya calon independen itu.


Calon independen itulah yang paling tidak sedikit bisa membuka sirkulasi udara itu agar mengalir secara segar. Karena kalo diserahkan kepada partai yang seperti itu hasilnya. Seperti koalisi menjelang pemilu 2009 misalnya, akan terjadi koalisi partai besar lagi, seperti PDIP dengan Golkar dan PPP, nanti bisa saja melawan SBY dengan Demokratnya plus PKS.


Dalam soal koalisi partai besar ini, kita menyaksikan betapa etika dan fatsoen politik dari politisi kita tidak jelas. Misalnya, seorang menteri yang notabene anak buah presiden, tidak melakukan koalisi tidak dengan presidennya. Suryadharma Ali (Ketua Umum PPP) melakukan koalisi dengan PDIP, berarti dia sudah tidak percaya dengan presidennya, tapi kenapa juga dia masih mau jadi menteri. Itulah rusaknya etika politik para politisi kita.


Tapi sebenarnya ini karma buat SBY. Karena SBY juga dulu kan anak buah Megawati yang men-chalanges bosnya, Hamzah Haz dan Agum Gumelar men-chalange bosnya. Nah kalau dia mau men-chalanges bosnya, berarti logika politiknya dia menganggap dirinya lebih baik dari bosnya. Harusnya, kalau para menteri itu punya etika politik, dan menganggap dirinya lebih baik dari presidennya, dia harus men-chalanges bosnya dari luar kekuasaan, jadi jangan dari dalam kekuasaan. Rusak dong, siapa yang mau kerja, ini kan namanya pembusukan.


Lalu bagaimana dengan soal birokasi?



Bagi saya, birokrasi fungsi utamanya tidak lebih dari alat eksekutif. Birokrasi pada dasarnya bisa dipengaruhi oleh pemimpinnya. Salah satu keberhasilan dari seorang pemimpin adalah kalau dia berhasil memanfaatkan birokrasi. Birokrasi itu given. Jadi pemimpin harus memiliki direction yang jelas kepada birokrasi, sehingga birokrasi mau mengikuti kebijakan pemimpinnya.


Menteri itu bukan jabatan profesional, tapi jabatan politik. Jadi menteri-menteri yang berasal dari partai politik yang duduk di kabinet harus jelas, jika diajak duduk dalam eksekutif atau duduk dalam pemerintahan, konsekuensi partai si menteri harus mendukung kebijakan pemerintahan di parlemen. Masalahnya, dalam konteks ini terjadi banyak kerancuan, partai si menteri kerapkali terlihat tidak mendukung kebijakan pemerintah. Inilah repotnya sistem pemerintahan kita, parlementer tidak, presidensial juga engga. Karena presiden sendiri gamang, untuk meng-exercise kekuatan dia sebagai presiden yang dipercaya langsung oleh rakyat, jadinya kebijakan presiden terkesan akomodatif terus.


Makanya dalam konteks kepemimpinan di daerah, calon independen bisa membuat mekanisme rekrutmen kepemimpin di daerah bisa lebih baik. Jadi calon independen itu bukan untuk menggembosi partai, dia menjadi faktor pendorong untuk menuju perbaikan mekanisme rekrutmen kepemimpinan yang ada di dalam partai politik. Karena pada dasarnya calon independen itu susah dan lebih mahal biaya politiknya, wong dia engga punya instrumen.


Ada yang bilang gerakan reformasi yang ada sekarang sudah kebablasan, ada yang bilang sudah salah arah. Lalu ke depan, gerakan apa yang efektif dan bisa memunculkan orang-orang  yang memiliki track record bersih dan punya integritas supaya bangsa kita bisa keluar dari kemelut multidimensi seperti saat ini?



Ya, awalnya kan disebabkan gerakan reformasi menganggap musuh utamanya adalah Soeharto, kalo saya kan menganggap musuh bangsa ini rezim, karena rezim—bukan Soeharto semata—yang merusak bangsa ini. Nah, kita keburu puas setelah Soeharto jatuh, tapi rezim engga berubah. Jadi yang sekarang berkuasa sebenarnya Orde Baru jilid II. Siapa ketua DPD, Golkar, Ketua DPR, Golkar, Wakil Presiden, Gokkar, BP Migas dikuasai Golkar, di KPU ada Golkarnya, dimana-mana Golkar.


Golkar berkepentingan untuk berkuasa karena dengan berkuasalah kesalahan masa lalu mereka bisa mereka protek. Jadi salah kita sendiri. Harusnya dulu kan Golkar itu partai terlarang. Sepuluh tahun engga boleh ikut pemilu atau dua kali pemilu. Harusnya kan gitu tuntutan reformasi saat itu. Ada punishment yang jelas. Tentu harus melawati proses hukum di pengadilan, yang menunjukkan betapa rezim Golkar di masa Orde Baru itu korup.


Untuk itu, ke depan kita harus menarik garis pemisah yang jelas, antara kekuatan-kekuatan status quo dengan kekuatan-kekuatan baru. Syaratnya, kekuatan-kekuatan yang baru itu harus bersatu. PDIP tadinya kita harapkan bisa menjadi ujung tombak oposisi. Tapi akhirnya kerjasamanya juga sama Golkar.


Lalu, apa kira-kira solusi dari Anda dalam mengatasi krisis kepemimpinan yang berlangsung di Indonesia saat ini?


Intinya, perlu ada mekanisme yang bisa membuat sirkulasi kepemimpinan nasional itu lebih lancar. Kan keterlaluan, kalau bangsa ini cuma mengandalkan pada Gus Dur, Amien Rais, Megawati, Wiranto, Akbar Tandjung. Jadi menurut saya perlu ada mekanisme demokratisasi di dalam partai politik. Jadi seperti terdapat dalam ketentuan KPU, walapun katakanlah tidak ada calon independen, partai harus membuka diri seluas-luasnya terhadap warga negara yang hendak mencalonkan diri dalam pilkada. Dan itu harus disertai dengan berita acara, prosesnya itu dilaksanakan apa tidak. Nah disitu kadang-kadang hukum tidak ditegakkan.
Secara empiris, di dunia ini terbukti, bahwa negara-negara yang institusi politik dan ekonominya baik di masa lalu adalah negara-negara yang sejahtera sekarang. Bangsa kita engga bisa membangun institusi politik dan ekonomi dengan cara eksperimen terus, tapi institusi politiknya jelas, institusi ekonominya jelas. Karena itulah yang akan menjamin adanya kesinambungan pembaruan yang lebih pasti, bukan selera rezim. Nah, institusi politik yang bagus, punya beberapa karakteristik, seperti memberikan kebebasan pada warga negaranya untuk turut serta dalam proses politik dan proses ekonomi yang seluas-luasnya, dan juga memberikan kekuasaan kepada seluruh individu untuk memiliki faktor/alat produksi, supaya dia tidak sekedar mengandalkan pada tenaga saja. Jadi intinya, kesejahteraan rakyat yang dilandasi oleh kebebasan individu.


Selanjutnya, institusi yang baik juga harus bisa menciptakan kendala, sehingga para elite, politisi, dan kelompok-kelompok kekuatan tidak menjarah atau merampok aset-aset, kekayaan, atau investasi rakyat. Misalnya, kalau monorel jadi, itu kan sebetulnya Bukaka dan kawan-kawannya merampok aset atau kekayaan rakyat, karena nanti rakyat yang akan membayar proyek itu. Kenapa? karena institusi yang mengaturnya buruk. Jalan tol yang naik adalah ruas-ruas yang dikuasai oleh penguasa. Contoh lain, Bakrie misalnya, tidak punya infrastruktur, tapi bisa dapat fasilitas SLI, itu kan fakta-fakta dari institusi politik dan ekonominya buruk.


Nah, untuk membangun institusi yang baik, hulunya adalah konstitusi. Jadi harus ada pembaruan konstitusi. Konstitusi kita sifatnya sementara. Bung Karno sendiri mengatakan UUD 45 itu sifatnya sementara, prasyarat untuk kita bisa merdeka aja. Nanti kalau sudah pemilu, kita akan menghasilkan MPR/DPR yang akan membuat konstitusi baru. Dan konstitusi kita jelas-jelas menciptakan ambigu-ambigu, misalnya sistem pemerintah kita apakah parlementer atau presidensial, bikameral atau unikameral, peran negara dengan peran pasar engga jelas. Ini semua yang bikin kacau.


Intinya, konstitusi kita telah menggariskan tujuan kita bernegara kita apa, tapi untuk mencapai itu tidak ditunjukkan secara eksplisit dalam konstitusi kita kendaraan apa yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan itu, ya engga sampai-sampai. Nah, kalau konstitusinya sudah beres, baru aturan perundangan yang lainnya bisa beres. Kalau kita saksikan sekarang makin banyak proses judicial review ke Mahkamah Konstitusi, itu sendirinya indikasi apa sih, kan anomali. Jadi yang salah undang-undangnya apa konstitusinya. Kemungkinan besar konstitusinya yang rancu. Maka, kalau pun kita akan kembali melakukan amandemen kelima terhadap UUD 1945, maka amandemenya harus bersifat komprehensif, bukan yang diusulkan untuk melakukan amandemen karena ada kepentingan elite yang terganggu disana.


Ok, untuk lebih demokratis, dibuatlah aturan tentang DPD misalnya, tapi DPD-nya dikebiri, kan lucu. Peran negara juga sampai detik ini engga jelas. Masa peran negara sampai saat ini masih jadi “tukang kebun” dengan PTP-nya, masa negara bersaing dengan warga negaranya, kan engga mungkin.


Konstitusi itu sebenarnya ngurusin apa sih? Kan untuk melindungai bangsa dan tumpah darah, bagaimana menjamin hak-hak individu warga negara, bagaimana memobilsasi seluruh resources yang ada pada negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, kemudian apa peran negara, peran pasar, dan apa peran pasar. Menurut saya tujuan atau esensi bernegara kita juga harus direvisi. Bukan jargon adil makmur-gemah ripah loh jinawi. Tapi tujuan bernegara adalah untuk mencapai kebahagiaan (happiness) bagi seluruh rakyat. Lalu, kendaraan untuk mencapai tujuan. Masalahnya, sampai sekarang kita belum mendefinisikan kendaraan, yakni ideologi sebagai falsafah dasar kehidupan kita untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara yang mencapai kebahagiaan bagi semua.


Kita tidak mendesain warga bangsa untuk mencapai hakikat dari kehidupan ini, yakni kebahagiaan. Padahal itulah hakekat hidup menurut Aristoteles, menurut Gandhi, menurut Bentham.


Tidak ada negara yang maju di dunia ini, yang tidak gencar melakukan investasi pendidikan dan penelitian. Di negeri ini misalnya, biaya penelitian cuma dianggarkan 300 juta dollar dengan penduduk 222 juta. Sementara Malaysia, menganggarkan penelitian sebesar 1,1 miliar dollar dengan penduduk 17 juta, Singapura dengan jumlah penduduk 3,5 juta menganggarkan penelitian sebesar 2,2 miliar dollar, Cina dengan jumlah penduduk 2 milyar orang menganggarkan untuk biaya penelitian 72 miliar dollar per tahun.


Di Indonesia, lebih sudah Cuma 300 juta dollar, 84,5 persennya dilakukan oleh negara (umumnya proyek penelitian dikerjakan oleh departemen pemerintah), sementara oleh swasta cuma 14,3 persen. Sementara di Cina, 62 persen dilakukan oleh swasta dan negaranya cuma 38 persen. Akhirnya apa, kita jadi negara pembajak, kerena kita lemah dalam penelitian-penelitian yang produktif dan inovatif di bidang sains dan teknologi. Itulah yang mendukung daya saing bangsa, karena selalu ada pembaruan produk, manajemen makin baik, pemerintahnya jadi makin efisien.


Nah, semua itu harus dilandasi oleh cara berpikir yang benar, yaitu ideologi. Ideologi kita apa? Kalau kita telusuri dari goals konstitusi kita, sebenarnya ideologi bangsa ini adalah demokrasi sosial dan sistem pasar sosial. Tapi kenyataannya, perilaku kita liberal pada level yang primitif, kapitalisme jaman kuda gigit besi.


Jadi kita harus memulai dari ideologi. Ideologi itulah kendaraan yang masih missing di negeri ini. Nah masalanya, ada salah satu Menko kita pada saat bertemu Joseph Stiglizt dengan lugas menyatakan “i don’t care ideology”! Saya engga peduli ideologi apa, kata sang Menko, yang penting saya bisa mencapai tujuan. Statement ini jelas aneh, tidak mungkin sebuah kebijakan dibuat tanpa landasan ideologi yang jelas. Karena jika Anda menggunakan ideologi kapitalisme primitif dalam kebijakan ekonomi, niscaya akan menghasilkan ketimpangan dalam kehidupan ekonomi negara, itu pasti.


Pembukaan UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa tujuan kita bernegara adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam konteks kesejahteraan sosial, Bung Karno menegaskan: (1) tidak boleh ada kemiskinan di bumi Indonesia merdeka, (2) tidak didominasi kaum kapitalis, dan (3) kesejahteraan yang merata keseluruh rakyatnya, bukan kesejahteraan orang seorang.


Jelas kiranya, landasan ideologi kita bukanlah libertarian, melainkan demokrasi sosial. Dalam kehidupan berekonomi, konstitusi kita sama sekali tak mengindikasikan spirit antipasar, tetapi juga secara tegas tidak menyerahkan seluruh urusan ekonomi pada mekanisme pasar. Jadi tidaklah benar kesan bahwa seiring dengan tuntutan agar pasar lebih banyak berperan dalam memajukan perekonomian, peran negara harus dikurangi. Justru sebaliknya, semakin besar peran diberikan ke pasar, peran negara harus lebih diperkuat untuk menjamin kesejahteraan yang berkeadilan.


Jadi persoalan yang harus kita rumuskan bukan terletak pada pendikotomian peran pasar versus peran negara, melainkan bagaimana melakukan reorientasi peran negara secara dinamis sejalan dengan tuntutan perubahan yang terus berlangsung di lingkungan internal dan eksternal. Bagaimana peran negara bisa optimal mendayagunakan segala potensi yang dimiliki bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan.


Sejauh ini, kita belum melihat peta jalan yang disiapkan oleh para pemimpin kita untuk mengoptimalkan negara sebagai sarana yang sungguh-sungguh bisa berpihak para rakyatnya, dan mampu mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.

(faisal barsri.blogspot.com)

Peneliti Harvard: Keracunan Kopi Bukan Kecelakaan

Berita Dunia,Beijing- Satu dari enam peneliti Harvard Medical School yang sakit setelah minum kopi pada 26 Agustus, Senin, mengatakan keracunan tersebut bukan kecelakaan, demikian laporan media.

Matteo Iannacone, mahasiswa pasca-sarjana yang berusia 33 tahun, mengatakan ia segera mengetahui rasa "aneh" setelah mencicipi espresso yang ia tuang dari mesin kopi di tempat santai di lantai delapan, dekat laboratorium penelitiannya.

Setelah mencicipi untuk kedua kali untuk meyakinkan bahwa ia tidak sedang mengkhayalkan rasa yang menjijikkan tersebut, ia mulai merasa pusing dan jantungnya berdegub dengan cepat, tapi mengatakan gejala itu hilang dengan cepat.

"Terlalu aneh buat saya mengalami satu kejadian," kata Iannacone dalam satu wawancara.

Hasil pemeriksaan toksiologi, Iannacone mengatakan, memperlihatkan kopi tersebut berisi "konsentrasi sangat tinggi sodium azide, bahan kimia pengawet kuat yang digunakan di banyak laboratorium penelitian di gedung tersebut dan dapat mengakibatkan kematian dalam dosis tinggi, dan mengakibatkan gagal pernafasan.

Iannacone adalah salah satu dari enam orang yang sakit setelah minum kopi dari salah satu mesin espresso pelaju.

Dua peneliti yang minum kopi itu pada pagi hari yang sama pingsan, tapi beberapa pejabat tak mengaitkan penyakit mereka dengan mesin kopi tersebut, kata Iannacone.

Satu ambulans membawa Iannacone ke Brigham and Women`s Hospital untuk dirawat. Para dokter tak dapat menemukan kejanggalan, katanya.

David Cameron, jurubicara bagi Harvard Medical School, mengatakan mesin kopi itu tak memiliki hubungan dengan pasokan air. Mesin kopi di lantai delapan juga melayani peneliti dan mahasiswa di lantai 9, katanya. Di sana terdapat sebanyak 200 orang secara keseluruhan. Sejak itu, mesin tersebut telah dipindahkan.

"Saya tidak tahu siapa yang mungkin telah melakukan ini," katanya. "Buat saya, itu tidak kelihatan seperti kelakar, tentu saja, karena kami tak jauh dari dosis yang mematikan."

Polisi Harvard sedang meneliti "setiap kemungkinan, pilihan yang dapat dibayangkan mengenai bagaimana ini dapat terjadi", kata Cameron, jurubicara bagi Harvard Medical School.

Lembaga federal, Occupational Safety and Health Administration, menyatakan sedang meneliti kejadian tersebut untuk memastikan apakah ada pelanggaran standard kesehatan atau keselamatan di tempat kerja.(antara)

Indonesia Pertanyakan Konsep "Solusi Indonesia"

Indonesia Pertanyakan Konsep Solusi Indonesia


Berita Dunia,Jakarta - Pemerintah Indonesia mempertanyakan istilah "solusi Indonesia" yang digunakan sejumlah pihak di Australia terkait dengan masalah 78 imigran Sri Lanka yang berada di kapal Bea Cukai Australia "Oceanic Viking".

"Konsep solusi Indonesia itu kita pertanyakan karena jika ada solusi Indonesia mengapa tidak ada solusi Australia?" kata juru bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia tidak pernah berpikir wilayah nasionalnya akan menjadi tempat untuk pemrosesan orang-orang yang akan ditempatkan ke negara ketiga.

Ia mengatakan terkait masalah 78 imigran tersebut belum ada kerangka kerja sama apa pun yang disepakati oleh negara asal, negara transit dan negara tujuan sekalipun antara Indonesia dan Australia terdapat payung besar Perjanjian Lombok yang membahas mengenai isu pengungsi.

"Tetapi, Perjanjian Lombok lebih pada tukar-menukar informasi dll,.. kasus terakhir belum ada pemikiran atau lontaran yang jelas," katanya.

Kapala Oceanic Viking yang membawa imigran Sri Lanka tersebut sampai saat ini diketahui masih lego jangkar dan berada di perairan Pulau Tembora Laut, Kijang dengan pengawasan ketat dari Kapal Perang Republik Indonesia, KRI Kelabang.

Faiza mengatakan delegasi Australia akan datang pada pekan depan untuk membahas masalah itu, sementara tahap verifikasi status para manusia kapal itu masih akan dilakukan karena hingga saat ini statusnya belum ditetapkan apakah termasuk pengungsi, pengungsi ekonomi atau yang lain.

Pemerintah Indonesia, kata dia, telah memberikan akses bagi Pemerintah Sri Lanka.

"Tetapi Pemerintah Indonesia tetap berketetapan bahwa ini bukan kerja sama bilateral karena meliputi tiga pihak, ...jadi mengapa kita membilateralkan masalah kawasan," ujarnya.

Sebelumnya, 78 orang di kapal Bea cukai Australia itu, yang terdiri dari 68 orang pria dewasa, lima wanita dan lima anak-anak, ditangkap aparat Australia di 240 mil sebelah barat perairan Padang yang berdekatan dengan Pulau Enggano.

Pemerintah Indonesia mengatakan kapal Oceanic Viking hanya dibenarkan lego jangkar di Pulau Cempedak, Kabupaten Bintan yang berbatasan dengan Kota Tanjungpinang hingga 6 November mendatang sekalipun warga setempat menolak kehadiran mereka.

Sementara itu Indonesia telah menjadi "bulan-bulanan" media Australia sejak Perdana Menteri Australia Kevin Rudd meminta bantuan Jakarta menahan 255 pencari suaka asal Sri Lanka 10 Oktober lalu dan 78 orang Tamil Sri Lanka lainnya menolak meninggalkan Kapal Bea Cukai Australia, "Oceanic Viking".

Bahkan, dalam acara forum interaktif Stasiun TV "ABC 1", Menteri Bayangan Urusan Keluarga, Perubahan, Pelayanan Masyarakat dan Warga Pribumi Partai Liberal, Tony Abbott menyerang "solusi Indonesia" yang sedang diupayakan pemerintahan Rudd yang disebutnya "lebih brutal" dalam penanganan para pencari suaka asing di Indonesia.

Sejak diselamatkan sebuah kapal patroli AL Australia hampir dua pekan lalu, 78 orang Tamil Sri Lanka yang hendak berlayar ke Australia itu tetap menolak meninggalkan kapal "Oceanic Viking" yang telah lego jangkar sekitar 10 mil dari pantai Pulau Bintan, Kepri, dalam beberapa hari terakhir.

Menanggapi kondisi ini, PM Rudd mengatakan di depan parlemen bahwa pemerintahnya punya kesabaran yang sama dengan pemerintah RI dalam menangani 78 orang pencari suaka Tamil Sri Lanka yang menolak meninggalkan kapal "Oceanic Viking" untuk dipindahkan ke Pusat Penahanan Imigrasi Tanjungpinang ini.

Sejak PM Rudd meminta bantuan Indonesia menahan kapal pengangkut 255 orang pencari suaka asal Sri Lanka lebih dari dua pekan lalu, media Australia cenderung hanya menyoroti Indonesia sebagai negara transit, namun menafikan tanggung jawab pemerintah Sri Lanka sebagai negara asal para pencari suaka.

Terhadap nasib 255 orang pencari suaka asal Sri Lanka ini, Wakil Perdana Menteri Julia Gillard menegaskan bahwa nasib mereka bukan urusan pemerintah Australia, melainkan "urusan Indonesia". "Masalah-masalah yang ada di Indonesia ditangani pemerintah Indonesia," katanya.(antara)

Menkumham : Publikasikan Rekaman Dugaan Skenario Kriminalisasi KPK

Berita Dunia,Jakarta- Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Patrialis Akbar, mengimbau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar mempublikasikan bukti rekaman dugaan rekayasa kasus hukum yang menyeret dua nama pimpinan KPK.

"Lebih baik rekaman tersebut dipublikasikan agar masyarakat tidak menduga-duga kronologi kasus yang sebenarnya," kata Patrialis ketika ditemui di sela-sela diskusi National Summit 2009 di Pacific Place, Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat.

Patrialis Akbar mengatakan publikasi ke publik bisa menjadi jalan bagi pihak berwenang untuk menyelidiki kebenaran isi rekaman tersebut dan kaitannya dengan kasus hukum yang saat ini sedang dihadapi dua pimpinan KPK nonaktif Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto.

Dalam beberapa hari terakhir ini, media massa memuat transkrip rekaman yang berisi percakapan untuk mengkriminalisasi pimpinan KPK.

Sejumlah pejabat Kejaksaan Agung dan Polri disebut-sebut dalam rekaman itu.Ada beberapa nama yang disebut-sebut dalam rekaman yang diduga terlibat upaya untuk mengkriminalisasi pimpinan KPK.

Bahkan, nama RI1 (sebutan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) juga muncul dalam transkrip itu.

Rekaman ini beredar seiring dengan penetapan Chandra dan Bibit sebagai tersangka penyalahgunaan wewenang yakni pengajuan dan pencabutan cekal terhadap Anggoro Widjoyo dan Djoko Tjandra.

Setelah rekaman itu menyebar, maka Polri langsung menahan kedua tersangka di Mabes Polri pada 28 November 2009. (antara)

Gus Dur: Rakyat di Belakang Bibit dan Chandra

Gus Dur: Rakyat di Belakang Bibit dan Chandra

Berita Dunia,Jakarta- Mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur, menjaminkan diri untuk pembebasan Bibit Samad Riyanto dan Chandra Marta Hamzah, dari tahanan polisi, seraya menyatakan rakyat berdiri di belakang dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif itu.

"Saya mau nambahin jaminan," kata Gus Dur setelah mendatangi gedung KPK, Jakarta, Sabtu.

Sikap Gus Dur untuk menjaminkan diri itu merupakan dukungan kepada KPK sekaligus dukungan kepada sejumlah tokoh nasional yang telah menjaminkan diri untuk pembebasan Bibit dan Chandra.

Mengenakan pita hitam di lengan kanan dan didampingi sejumlah pengikutnya, Gus Dur tiba di gedung KPK pukul 09.40 WIB dan baru keluar sekitar satu setengah jam kemudian.

Dia ditemui oleh Wakil Ketua KPK Haryono Umar dan Wakil Ketua sementara Mas Ahmad Santosa dan Waluyo, beserta sejumlah deputi KPK.

Kepada wartawan, Gus Dur menjelaskan kedatangannya adalah wujud dukungan kepada KPK agar terus bekerja memberantas tindak pidana korupsi tanpa pandang bulu.

Dia berharap pimpinan KPK tidak perlu terpengaruh dengan upaya pelemahan dalam bentuk proses hukum terhadap sejumlah pimpinan KPK. Menurut Gus Dur, rakyat berada di belakang Bibit dan Chandra untuk memberikan dukungan.

"Kita berharap perjuangan KPK untuk menegakkan hukum dan demokrasi itu benar-benar tetap terlaksana," kata Gus Dur.

Gus Dur mengaku bingung dengan alasan penahanan kedua orang itu dan tidak bisa memahami tuduhan polisi terhadap keduanya.

Menurut Gus Dur, tuduhan terhadap kedua pimpinan KPK selalu berubah, mulai dari tuduhan suap hingga penyalahgunaan wewenang. Gus Dur menganggap hal itu sangat membingungkan.

"Saya bingung kok berubah seperti ini?" tanyanya heran.

Untuk itu, Gus Dur meminta KPK dan seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut mempertanyakan proses hukum yang dijalankan oleh polisi.

"Kenapa takut, polisi juga orang," tambah Gus Dur. (antara)

Batik Lasem, Ada Karena Laksamana Cheng Ho


Pembuatan batik tulis Lasem di salah satu rumah pembuatan batik di Lasem, Jawa Tengah, Kamis (21/8). Batik Lasem terkenal dengan corak batik pesisiran yang kental dengan pengaruh China seperti motif burung hong.

Berita dunia,-Batik lasem yang konon ada di Indonesia berkat kedatangan Laksamana Cheng Ho sekitar tahun 1413 kini meredup. Untuk mencegah kepunahan batik lasem  perlu dikembangkan kultur membatik dan bisnis  di sektor ini.
"Untuk menghadirkan kembali batik yang bercorak percampuran Jawa dan China ini perlu kerja sama multidimensi," kata Direktur Institut Pluralisme Indonesia sekaligus peneliti batik lasem , William Kwan, dalam diskusi dan pembukaan pameran "New Light of Batik Lasem" di Rumah Seni Yaitu, Kampung Jambe, Semarang, Jumat (15/2) malam.
Salah satu tujuan dari pameran ini agar masyarakat mengenal kembali batik berusia ratusan tahun dan sempat akan punah ini,
terutama pada generasi muda.
"Yang perlu dikembangkan adalah kultur membatik yang pernah ada di Lasem. Untuk menghidupkan batik Lasem seperti tahun 1413 lalu diperlukan pula kebangkitan bisnis batik di Indonesia," katanya.
Artinya, selain memberdayakan kultur dan seni, juga perlu sisi strategis ekonomi untuk mendukung kemunculan kembali batik lasem  di dunia perdagangan.
Saat ini batik lasem  mulai dikembangkan lagi oleh Kelompok Usaha Batik Srikandi Jeruk di Desa Jeruk, Kecamatan Pancur,
Kabupaten Rembang. Kelompok ini mendapatkan bantuan modal dari sejumlah pengusaha. Hasilnya, para perajin dapat bertahan karena upahnya cukup.
"Dukungan ekonomi sangat penting karena tanpa hal itu industri batik akan ditinggalkan," kata William.
Batik lasem, menurut catatan sejarah Babad Lasem yang ditulis Mpu Santi Badra pada 1401 Saka (sekitar 1479), dirintis pertama kali
di Lasem, Rembang, oleh Puteri Na Li Ni pada 1413. Ia adalah istri dari Bi Nang Un, nakhoda kapal dalam armada Laksamana Cheng Ho.
Waktu itu, batik lasem mendapat tempat penting di sektor perdagangan. Para saudagar mengirim batik lasem  ke berbagai pulau
di Nusantara, seperti Bali dan Sumatera. Batik lasem  juga diekspor ke Suriname dan Thailand. (kompas)

Sita Rekaman Milik KPK Jika Diizinkan Pengadilan, Polisi Jangan Monopoli Rekaman

Berita Dunia,Jakarta - Kunci bisa atau tidaknya rekaman yang diduga berisi rekayasa kasus KPK disita ada di tangan ketua pengadilan. Namun meski diizinkan pengadilan, kepolisian sebaiknya tidak memonopoli rekaman itu.

"Semua dikembalikan ke ketua pengadilan siapa yang berwenang dapat rekaman itu. Kalau kepolisian diberikan izin maka jangan dimonopoli informasinya," kata Ketua Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI) Hasril Hertanto kepada detikcom, Sabtu (31/10/2009).

Dijelaskan dia, berdasarkan KUHP UU 8 tahun 1981, penyitaan harus berdasarkan izin ketua pengadilan. Benda yang disita hrs benda yang terdapat dalam ketentuan pasal 39 KUHP antara lain benda hasil tindak pidana, benda yang digunakan untuk tindak pidana, dan benda yang membantu kelancaran tindak pidana.

"Kalau menurut saya, rekaman bisa dijadikan barang yang disita. Sita rekaman yang dibutuhkan informasi. Tidak ada masalah jika Mahkamah Konstitusi dan kepolisian membutuhkannya," ujar dia.

Bagaimana dengan MK yang juga meminta rekaman itu? "Status (rekaman) di MK kan bukan untuk penyitaan. KPK bisa menyerahkan dulu ke MK untuk mendengarkannya. Tetapi tidak dimiliki oleh MK. Setelah selesai diserahkan kembali ke KPK. Jika kepolisan ingin menyitanya ya tunggu izin ketua pengadilan," papar dia.

MK meminta agar KPK menyerahkan bukti rekaman dalam sidang pada Selasa 3 November 2009. Demikian Kejagung yang juga menginginkan rekaman itu.
Sementara kepolisian punya niat menyita rekaman maupun transkipnya untuk disidik.(detik)

Harvard University Lagi-lagi Terbaik di Dunia



SBY memberi kuliah umum di Harvard 
 
Berita dunia, Jakarta - Harvard University di Amerika Serikat lagi-lagi menjadi universitas terbaik di dunia untuk 2009. Demikian rangking tahunan universitas dunia yang dirilis Centre for World-Class Universities and the Institute of Higher Education di Shanghai Jiaotong University, China.

Seperti dilansir AFP, Jumat (30/10/2009), universitas tempat belajar Presiden AS Barack Obama ini sudah nangkring sebagai perguruan tinggi top sejak perankingan diadakan tahun 2003. Ranking tahunan ini bisa dilihat di situs www.arwu.org.

Di bawah Harvard, perguruan tinggi terbaik masih didominasi oleh universitas di negeri Paman Sam, yakni Stanford University, lalu diikuti University of California.

Di AS sendiri, terdapat 55 universitas yang masuk 100 besar universitas terbaik dunia. Penilaian ini didasari kriteria yang sangat luas, termasuk kriteria pernah meraih penghargaan bergengsi oleh para alumninya seperti penghargaan Nobel.

Ranking tertinggi untuk universitas di luar AS adalah Cambridge University yang menempati posisi 4. Sementara University of Tokyo adalah yang paling terdepan untuk wilayah Asia Pasifik di nomor 20.

Institut paling top di daratan Eropa adalah Swiss Federal Institute of Technology di Zurich yang berada pada urutan 23. Pierre and Marie Curie University di Paris adalah perguruan tinggi yang terbaik seantero Perancis dengan urutan 40. (detik)

Adik Perempuan Castro Bantu CIA Pada 1960-an

Berita Dunia,Miami - Seorang adik perempuan pemimpin kawakan Kuba Fidel Castro membantu Badan Intelijen Pusat AS (CIA) pada 1960-an, ketika Washington berencana membunuhnya dan mengganti rejim komunis Kuba, kata wanita itu dalam sebuah buku yang dikeluarkan Senin.

Juanita Castro (76) mengaku bekerja dengan CIA dalam bukunya berbahasa Spanyol yang berjudul "Saudara-saudaraku, Fidel dan Raul. Sejarah Rahasia", menurut wawancara yang disiarkan oleh televisi Univision.

Juanita, yang kini tinggal di AS, mengatakan, ia dihubungi pada 1964 setelah meninggalkan Fidel dan Raul, dan bersekongkol dengan CIA baik di dalam negeri Kuba maupun ketika ia pergi ke tempat pengasingan akhir tahun itu.

Wanita itu menjelaskan kepada Univision, seseorang yang dekat dengannya dan Fidel mendekatinya, dan mengatakan, "CIA ingin berbicara dengan saya... karena mereka punya hal-hal menarik yang perlu dibicarakan dengan saya... karena mereka punya hal-hal menarik untuk dijelaskan kepada saya dan ditanyakan kepada saya."

Ia menyatakan terkejut namun mengatakan kepada mereka bahwa ia setuju.

Univision menyatakan akan menyiarkan rincian lebit lanjut mengenai sejarah itu dalam serial sepekan yang berlanjut Senin.

Penulis bersama buku itu, wartawati Maria Antonieta Collins, mengatakan, ia dan Juanita, yang kelima dari Castro bersaudara, mulai menggarap buku tersebut 10 tahun lalu.

Raul Castro (78) secara resmi menjadi presiden Kuba pada Februari 2008 setelah saudaranya dan pemimpin revolusi, Fidel Castro (83,) mengundurkan diri karena masalah kesehatan.(antara)

PPB Desak AS Cabut Embargo ke Kuba

PPB Desak AS Cabut Embargo ke Kuba

Berita Dunia,PBB - Sidang Majelis Umum PBB, Kamis WIB, dengan suara bulat memutuskan mendesak diakhirinya embargo perdagangan Amerika Serikat terhadap Kuba yang diperintah rezim komunis itu.

Keputusan yang tidak mengikat itu mendapat dukungan dari 187 negara, mencakup hampir seluruh masyarakat internasional, dan hanya Amerika Serikat, Israel dan Palau yang menentang resolusi itu, sementara Mikronesia dan Kepulauan Marshall abstain.

Jumlah yang mendukung bagi diakhirinya embargo yang sudah berlangsung puluhan tahun itu terus meningkat sejak tahun 1992, ketika 59 negara menyetujui resolusi itu.

Pada tahun 2004 meningkat menjadi 179 negara, tahun 2005 naik menjadi 182 , tahun 2007 naik lagi menjadi 184 negara dan tahun lalu 185 negara.

"Embargo itu adalah kebijakan yang tidak masuk akal yang menyebabkan kekurangan pangan dan penderitaan. Tindakan itu adalah kebodohan, pelanggaran hak asasi manusia secara terang-terangan dan sistematis," kata Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodrigeuz.

Ia mengatakan, walaupun ada tanda-tanda perbaikan hubungan AS-Kuba sejak terpilihnya Presiden AS Barack Obama tahun lalu, namun uba tidak melihat ada perubahan apapun dalam pelaksanaan blokade ekonomi, perdagangan dan keuangan.

Sebaliknya, Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice, membantah retorika yang disebutnya "terkenal menyakitkan" itu dan membela apa yang menurutnya itu adalah tindakan yang bertujuan mendesak rezim komunis itu mengizinkan kebebasan dasar.

"Perdebatan seperti itu tidak membantu apapun bagi rakyat Kuba," katanya dan menambahkan Washington menawarkan kepada Havana satu babak baru dalam hubungan mereka tetapi masih belum menerima jawaban.

Rice menolak pernyataan-pernyataan bahwa embargo AS itu menyebabkan kemiskinan melanda Kuba, dan mengatakan krisis ekonomi hampir tetap di negara itu disebabkan penguasaan pemerintah atas ekonomi dan masyarakat.

Sanksi-sanksi ekonomi, perdagangan dan keuangan AS diberlakukan 47 tahun lalu setelah gagalnya invasi Teluk Babi atas negara pulau Karibia itu oleh para warga Kuba di pengasingan dengan dukungan AS.

Sejak memangku jabatan Januari lalu, Obama berusaha meredakan ketegangan dengan tindakan-tindakan kecil seperti melonggarkan peraturan menyangkut kunjungan dan pengiriman uang ke pulau itu.

Tetapi sejauh ini, pemerintah AS belum melakukan tindakan penting dalam pendekatannya dengan rezim komunis yang masih ada di benua Afrika itu.

Juli lalu, kedua negara resmi memulai kembali dialog mengenai masalah-masalah migrasi yang terhenti sejak tahun 2003, dperundingan juga sedang dilakukan untuk memulai kembali pelayanan pos bilateral yang terhenti sejak tahun 1963. (antara)

Kasus Bibit-Chandra Dapat Turunkan Popularitas SBY

Berita Dunia,Jakarta- Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, kasus penahanan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non aktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah dapat menurunkan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono di kalangan masyarakat.

"Berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebelumnya, kasus KPK versus Polisi terbukti menurunkan `rating` (peringkat) kepuasan publik terhadap kinerja SBY di bidang pemberantasan korupsi dan penegakkan hukum," kata peneliti senior LSI itu, di Jakarta, Jumat.

Namun, Burhanuddin mengakui, pihaknya memang belum mengadakan survei lebih lanjut untuk mengetahui jika memang benar kasus Bibit-Chandra tersebut akan memengaruhi popularitas SBY.

Menurut dia, hasil survei atas kasus KPK versus Polisi tersebut cukup dapat menjadi acuan dalam melihat kemungkinan tersebut karena kedua hal tersebutlah yang menjadi andalan pemerintahan SBY.

"Untuk itu, SBY harus mengembalikan reputasi dan komitmennya dalam pemberantasan korupsi dengan membentuk tim independen untuk menyelidiki kasus yang melibatkan KPK, polisi, dan Kejaksaan Agung," ujar pengamat politik dari Universitas Paramadina tersebut.

Bagaimanapun, lanjutnya, polri dan jaksa agung memiliki konflik kepentingan dalam mengusut KPK dan kedua institusi itu secara struktural bertanggung jawab kepada presiden.

Ia menilai, jika pemerintah membiarkan KPK, polri, dan jaksa agung sebagai institusi penegak hukum yang saling `gigit`, hal tersebut justru akan menebalkan pesimisme publik terhadap agenda pemberantasan korupsi di bawah pemerintahan SBY.

Pada tanggal 15 November mendatang, tambahnya, LSI akan melakukan survei terkait masalah tersebut dengan menggunakan 2.550 responden di 33 provinsi.(antara)

Kematian Adalah Pasti, Bersiaplah

oleh Fery Ramadhansyah
 
Berita Dunia,-Pujangga pernah berkata; “Allah swt. telah menetapkan umur kehidupan di pentas bumi bagi seluruh makhluk. Siapapun tidak dapat menambah atau mengurangi jatahnya. Kehidupan Anda adalah tarikan nafas yang terhitung jumlahnya. Setiap berlalu sekali tarikan, terkurangi pula bilangannya. Kematian adalah pintu, setiap orang pasti melaluinya. Sungguh gaib apa yang terdapat di belakang pintu itu.”
Genap sebulan keberadaanku di tanah air. Medan, nama yang selalu kubayangkan semasa belajar di negeri orang. Enam tahun lamanya aku berpisah, dan sekarang aku kembali ke kota kelahiranku, tempat aku bermain dan dibesarkan. Sungguh kerinduanku sangat mendalam, tatkala melihat orang-orang kucintai, ada dihadapan. Tiga orang adik yang sudah besar-besar dan dua orang tua yang kian bertambah usia.
Enam tahun, adalah waktu yang cukup lama dan pasti banyak yang berubah. Si bungsu, dulu semasa keberangkatanku menuju Mesir, ia kutinggalkan masih SD, dan sekarang sudah ‘Aliyah (SLTA). Tinggi badannya pun melebihiku.
Kalau tadi si Kecil, di sisi lain kulihat bapakku yang kian menua. Guratan lelah yang mengukir di wajahnya, tubuh yang dulu gemuk kian menyusut, adalah bukti pergulatannya dengan masa. Namun, ya begitulah. Kebahagian itu membuncah sebab kehadiranku sebagai anak tertua melengkapi suasana ramadhan, meskipun di ujung penghabisan. Ya, aku tiba lima hari sebelum hari kemenangan itu datang. Sehingga hadirnya diriku di tengah keluarga, seolah mengisi kekosongan keceriaan yang sempat hilang selama enam tahun silam.
Kebahagian itu memang indah. Penuh canda dan tawa. Suka cita dan riak soraya saling bersahutan, mengenang masa lalu yang pernah ada. Kisah dan cerita pun diadu, mengenang bagaimana kami dahulu. Namun, seketika di tengah masa-masa keceriaan itu, kata-kata bapak begitu menghenyuhkan perasaanku. Tengah bergegas berangkat ke tempat kerjanya, Bapak berpesan agar aku ziarah ke makam nenek. Nenek yang selalu memanggilku dengan sebutan kecil Didon, dulu begitu menyayangiku. Hingga keberangkatanku, ia sempat mengantarkanku dengan doa.
Nenek meninggal dunia setelah kepulangannya dari tanah suci. Sedari berangkat menuju baitullah, nenek sudah sakit-sakitan. Berbagai obatpun dikonsumsi agar tubuhnya tetap sehat dan memungkinkan ia berangkat ke tanah suci. Beberapa kali ia juga sempat dibawa ke rumah sakit. Setelah melalui perawatan intensif, akhirnya pada saat berangkat, pihak kesehatan haji, mengizinkannya untuk terbang ke kota kelahiran nabi Muhammad tersebut.
Sebulan berlalu, jemaah kembali ke tanah air. Dan rombongan jemaah haji itupun bersama dengan nenek. Selang beberapa hari tiba di tanah air, ia kembali dilarikan ke rumah sakit. Sewaktu dirawat, aku yang ketika itu masih di negeri seribu menara, sering menghubunginnya. Masih terngiang di telinga ketika ia memintakanku membaca beberapa ayat al quran. Walau hanya melalui telepon, kubacakan ayat-ayat itu di telingannya. Hingga lepas bacaan itu kuperdengarkan, kami sempat bercengkrama. Dan tawanya pun terdengar disambut oleh tawa kecil famili yang tengah berada di ruang rawat tersebut. Itulah akhir aku mendengar suaranya. Karena ia dipanggil Allah, pada tahun akhirku belajar di universitas Al azhar.
Ya, berziarah kekuburan nenek memang sudah seharusnya. Itu bukan sekedar tanda hormatku, tapi lebih dari itu. Tradisinya, kita di Indonesia berziarah ketika memasuki bulan ramadhan. Tapi, bagiku meski sudah di bulan Syawal, dan bertepatan awal kedatanganku kembali di tanah air, maka sebagai yang muda haruslah menaruh hormat kepada yang lebih tua.
Kematian itu pasti adanya, setidaknya perintah ziarah kubur yang dianjurkan oleh rasul kepada kita bertujuan agar kita lebih mengingat mati. Cukuplah kematian itu menjadi pelajaran bagi kita. Karena mengingat mati bisa menyadarkan kita kembali. Untuk apa kita diciptakan dan bila-bila masanya, kita akan kembali pada zat yang Maha Menciptakan.
Satu ketika, salah seorang teman pernah bercanda kepada saya. Saat kami melintasi kompleks perumahan, ia sontak berkomentar; inilah perkampungan masa depan kita. Ujarnya tanpa menunjuk arah mana yang dimaksud. Saya kira, ia ingin menunjukkan bahwa kompleks perumahan itu adalah contoh tempat tinggal yang ideal untuk kami diami. Tapi, ternyata bukan. Lihat susunan nisan itu, tertata rapih berbaris menjadi saksi bisu terhadap kemegahan rumah-rumah yang berada tidak jauh darinya. Ujarnya sambil menatap areal pemakaman depan kompleks perumahan.
Assalamu’alaikum ya ahlal qubur wa nahnu insya allahu lahiqun, Keselamatan atas kamu semua wahai penghuni qubur, dan kami insya allah akan menyusul. Beginilah doa yang dianjurkan bagi kita ketika memasuki pemakaman. Ini artinya apa, bahwa kematian adalah isyarat bagi kita untuk bersiap-siap menuju satu fase kehidupan yang disebut alam barzakh. Inilah mengapa berziarah itu di anjurkan. Dan bukan orang yang telah terkubur, adalah seluruh jiwa raganya telah tiada. Tidak, bahkan jiwanya senantiasa hidup dan itulah yang akan dikembalikan menghadap Allah.
Dalam salah satu khutbahnya, Sayyidina Ali berkata: “Maut bagaikan hanya keniscayaan bagi selain kita. Hak di dunia ini bagaikan hanya wajib terhadap selain diri kita. Ketika kita mengantar jenazah, kita bagaikan mengantar siapa yang segera akan kembali menemui kita. Kita meletakkan mereka di kuburan mereka, kita makan warisan mereka, bagaikan kita akan kekal selama-lamanya. Kita telah melupakan semua peringatan, dan merasa aman dari semua petaka, padahal kita hanya bertamu di dunia ini, dan apa yang kita miliki hanya pinjaman yang harus dikembalikan.”
Allah swt berfirman: “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.. (QS:4:78)
Bersiaplah, dan sebaik-sebaik persiapan untuk satu ini adalah taqwa.
Medan, di tengah penantian (eramuslim.com)

Diminta Kapolri KPK: Penyerahan Rekaman Harus Sesuai Hukum



Berita dunia,Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan serta merta menyerahkan rekaman pada pihak kepolisian. Penyerahan harus melalui proses hukum.

"Sesuai pernyataan Pak Tumpak sebelumnya selama permintaan itu melalui proses hukum dan untuk kepentingan proses hukum dan penyelidikan," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP saat dihubungi wartawan, Jumat (30/10/2009).

Johan menegaskan, KPK selama ini tidak pernah mengakui transkrip rekaman yang beredar. Isi transkrip bisa sama atau tidak dengan yang dimiliki KPK.

"Lagipula, taping diambil dalam rangka upaya hukum untuk sebuah kasus," tambahnya.

Terkait upaya untuk mengklarifikasi transkrip yang beredar, KPK tidak akan berusaha mengusutnya. Sebab, selama ini tidak pernah diakui rekaman tersebut berasal dari KPK.

" Tapi kalau ada pihak yang ingin mengklarifikasi itu silahkan saja," tutupnya.(detik.com)

Rabu, Oktober 07, 2009

Madu Membuat Langsing!



GB
Foto: www.eatingwell.com

Berita Dunia,Jakarta-Madu memang dipercaya sebagai pertolongan pertama untuk penyembuhan ataupun sebagai suplemen penambah stamina sejak dulu.  Tapi kini tak hanya itu saja yang menjadi menjadi khasiat madu. Madu membantu program penurunan berat badan? Bagaimana bisa?

Orang Mesir kuno, Cina, Yunani, dan Roma mempercayai bahwa madu memiliki khasiat yang luar biasa sebagai obat dan juga suplemen tubuh. Sekarang bertambah lagi satu khasiat madu. Berdasarkan penelitian ternyata madu bisa membantu proses penuruan berat badan dalam program diet. Hmm.. bagaimana mungkin?

Pada tahun 2008 sebuah studi yang dilakukan Journal of Food Science melaporkan hasil penelitian mereka. Penelitian yang dilakukan pada sejumlah tikus yang telah diberi makan madu ternyata mampu menurunkan bobot hingga 23% dibandingkan dengan yang mengkonsumsi makanan yang rendah gula selama setahun (satu tahun umur tikus sama dengan 20 tahun umur manusia).

"Madu yang digunakan adalah madu dengan kandungan antioksidan yang cukup tinggi, hal ini yang menyebabkana pembakaran lemak yang lebih besar," ujar Lynne Chepulis, Ph.D. , ketua penelitian dan juga penulis dari buku 'Healing Honey' (Brown Walker Press, 2008).

Menurutnya lagi, semua makanan yang mengandung antioksidan yang cukup tinggi seperti the hijau mampu meningkatkan metabolisme yang berpengaruh pada pembakaran lemak yang juga meningkat. Tapi perlu diingat, tidak semua madu kaya akan antioksidan. Penelitian lain menunjukkan bahwa jeni smadu yang sering dijumpai seperti madu dari pohon semanggi tidak memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi, hal ini pernah dipublikasikan di Journal of the American Dietetic Association.

Para peneliti menghubungkan mengkonsumsi madu dengan penurunan berat badan memang cukup baik, tapi hanya diawal. Menambahakan sejumlah pemanis dalam menu diet tanpa dibarengi mengurangi mekanan lainnya justru menyebabkan penambahan berat badan.
   
Para peneliti di Penn State University diuji madu terhadap dextromethorphan-bahan aktif dalam obat-paling batuk sebagai penekan batuk pada anak-anak dan menemukan madu menjadi lebih efektif. Rasa manis pada madu ini mungkin yang menjadikannya 'bahan aktif'. Jika Anda ingin meredakan batuk anak Anda ataupn batuk Anda sendiri coba minum madu.

Tapi jangan sekali-sekali memberikan madu pada bayi dibawah satu tahun. Karena madu bisa saja mengandung spora dari bakteri yang menyebabkan botulism, karena biasanya tubuh bayi belum memiliki kekebalan yang baik seperti orang dewasa.

"Menurut teori, para lebah madu mengumpulkan serbuk sari dari tanaman. Dengan mengkonsumsi sedikit saja madu setiap harinya mempu merangsang sistem kekebalan tubuh Anda dan juga dapat mengurangi alergi," demikian penjelasan Miguel P. Wolbert, seorang ahli alergi dan imunologi di Allergy & Asthma Care Center di Evansville, Indiana. "Tapi bukan berarti madu mampu menyembuhkan alergi Anda, hanya mengurangi sedikit alergi." katanya lagi menambahkan.

Nah, kalau sudah tahu betapa kayanya khasiat madu untuk tubuh akankah Anda mengkonsumsi madu setiap hari?(detikfood)

Yuk, Minum Susu Tiap Hari!


GB
Foto Sumber: Era Blinxer
Berita Dunia,Jakarta - Apakah Anda selalu minum susu setiap hari? Susu tak hanya baik bagi pertumbuahan anak namun juga orang dewasa. Sejak dicanangkannya hari Susu Nasional oleh pemerintah, masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya dan manfaat susu. Namun mengapa konsumsi susu di Indonesia masih termasuk dalam kategori rendah?

Sejak ditetapkannya 1 Juni sebagai hari Susu Nasional, berbagai kampanye pencanangan minum susu baik oleh pemerintah maupun beberapa produsen susu mulai digalakkan. Mengapa susu begitu penting dan apa manfaatnya jika mengkonsumi susu?  Dan apa yang menjadi latar-belakang ditetapkannya hari Susu Nasional?

Untuk mencapai tumbuh kembang yang sempurna baik anak-anak dan orang dewasa memerlukan asupan gizi yang seimbang. Dimana untuk pemenuhan gizi seimbang tersebut ada 5 zat yang dibutuhkan tubuh tak kurang dan tak lebih, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Susu sendiri adalah salah satu mineral yang mengandung 3 (protein, vitamin, mineral) dari zat gizi tersebut selain kalsium.

Untuk vitamin dan mineral, susu setidaknya mengandung vitamin A, zat besi, dan kalsium yang menguatkan tulang. Sedangkan protein dalam susu ikut membantu mengganti bagian rusak pada tubuh dan memproduksi hormon dan enzim dalam tubuh. Tak heran jika anak-anak dalam masa pertumbuhan sangat disarankan untuk mengkonsumsi susu.

Di pasaran ada beberapa jenis susu yang telah kita kenal dan konsumsi sehari-hari. Berdasarkan proses pembuatannya, susu dapat dibedakan menjadi 6 jenis yaitu susu segar, susu UHT, susu bubuk, susu kental manis, susu pasteurisasi, dan susu steril. Meskipun diantaranya susu segar adalah yang terbaik untuk dikonsumsi.

Ternyata rendahnya konsumsi susu di Indonesia menjadi salah satu alasan ditetapkannya hari Susu Nasional. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat susu dan mahalnya harga susu yang dijual di pasaran. Mungkin hal inilah pula yang harus menjadi perhatian utama pemerintah saat ini.

Apalagi jika dilihat dari tingkat konsumsi susu nasional. Menurut data Tetra Pak Indonesia tahun 2008 konsumsi susu nasional hanya sebesar 10 liter/kapita per tahun. Data tersebut cukup rendah dan jauh tertinggal dibandingkan konsumsi susu negara-negara lainnya seperti Vietnam yang mencapai 12 liter/kapita per tahun dan Malaysia yang mencapai 30 liter/kapita per tahun.

Oleh karena itu mari kita bantu sukseskan kampanye Susu Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Sebab meminum susu setiap hari dapat meningkatkan kecerdasan dan menciptakan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Jadi sudahkah Anda minum susu hari ini?(detikfood)

Matinya Ide Perdamaian Obama?

Berita Dunia,-Friedrich Nietszche seorang filsuf Yahudi, yang pernah terkenal dengan ucapan, bahwa ‘Tuhah telah mati’. Apa yang diucapkan Nietszche itu, tak berbeda dengan yang diucapkan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, kemarin, yang mengatakan telah mati harapan perdamaian dan terbentuknya negara Palestina. Ini merupakan penolakan tegas gagasan penyelesaian damai oleh Presiden AS Barack Obama yang akan melangsungkan kunjungan ke Israel.
Apa yang digagas Obama menjadi sia-sia. Tak berarti. Kunjungan Obama ke Israel pekan ini tak bermakna apa-apa. Semua yang menjadi perantara politik, termasuk utusan khusus Presiden Obama untuk Timur Tengtah, George Mitchel, hanya akan membuang waktu. Tak akan membuahkan hasil apa-apa, khususnya untuk menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah. Gagasan perdamaian menemukan jalan buntu. Karena sikap para pemimpin Israel, yang sedikitpun tidak membuka peluang bagi terciptanya perdamaian di kawasan itu.
Sikap para pemimpin Israel, khususnya para pemimpin partai yang sekarang berkuasa di Israel, yang sebagian besar adalah partai-partai aliran kanan, yang konservatif, dan cenderung sangat rasis dan fascis, menolak semua konsesi politik yang memberikan peluang bagi terwujudnya negara Palestina. Netanyahu, Minggu kemarin, secara tegas menyatakan, telah mati harapan perdamaian dan terbentuknya negara Palestina. “Tidak ada hak kembali bagi para pengungsi Palestina. Tidak Yerusalem bagi bangsa Palestina. Tidak ada penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem dan Tepi Barat. Tidak ada kedaulatan udara, dan tidak ada kedaulatan pemerintahan Palestina dan lainnya”, ucap Netanyahu. Ini sama dengan membunuh seluruh inisiatif yang ingin dibangun pemerintahan Obama, yang tujuan menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Netanyahu masih menambahkan pernyataan yang lebih memperburuk situasi dengan mengatakan, orang-orang Palestina tidak memiliki hak sejarah atas tanah Palestina. Orang-orang Palestina di tanah ini (Palestina), tak layak hidup di tempat ini. Tepi Barat telah ditetapkan kitab suci, dan menjadi tanah milik orang-orang Yahudi,seperti diwariskan oleh Nabi Ibrahim, cetus Netanyahu. Inilah respon Netanyahu yang akan bertemu dengan Presiden Barack Obama di Israel pekan ini. Obama akan berkunjung ke Israel, dan melakukan pembicaraan langsung dengan para pemimpin Israel, mengenai sejumlah isu, termasuk masalah isu yang sensitive pembangunan pemukiman Yahudi.
Namun, Obama akan menghadapi tembok ‘karang’ yang pasti menolak gagasan pengehntian pemukiman, karena semua pemerintahan di Israel mendukung pembangunan pemukiman Yahudi. Pembangunan pemukiman itu, tak lain adalah bagina dari proses penjajahan dan pemusnahan penduduk Arab-Palestina. Sebenarnya, menurut hukum internasional semua pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat sifatnya illegal. Tapi, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Israel terus berlangsung, sehingga tindakan ‘illegal’ menjadi sebuah tindakan yang ‘legal’.
Sejatinya, Presiden Obama sudah memahami, esensi persoalan konflik Arab-Israel, yang tidak pernah selesai, karena semua keputusan dan resolusi DK.PBB semua mentah, dan ditolak oleh Israel, dan AS selalu berada dibelakangnya. Visi Presiden Obama menciptakan perdamaian itu, hanya menjadi kata-kata ‘kosong’, kalau Obama tidak berani bersikap tegas terhadap Israel. Apalagi, selama ini Israel telah berhasil mengarahkan semua pemimpin AS, dan tidak ada satupun pemimpin AS, yang sungguh-sungguh menyelesaikan konflik Arab-Israel sampai hari ini. Apakah Presiden Obama cukup mempunyai pengaruh terhadap Netanyahu?
Tuntutan minimal yang menjadi aspirasi kalangan Arab, Israel harus mundur dari pendudukan atas tanah Arab, sejak perang yang terjadi di tahun 1967. Di mana Israel harus mengembalikan Dataran Tinggi Golan, Israel harus mengembalikan tanah pertanian Sheba, Israel harus mengembalikan wilayah Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Hal inilah yang pernah dilakukan Menahem Begin dengan Anwar Sadat, yang disebut ‘land for peace’, yang sebenarnya tanah-tanah itu, tak lain milik orang Palestina, yang dirampas Israel.
Tapi, Benyamin tidak mau berbicara tentang negara Palestina yang merdeka, apalagi hak kembali para pengungsi, serta Yerusalem menjadi ibukota Palestina, dan justru yang terjadi sekarang ribuan penduduk Arab diusir dari wilayah itu, dan digantikan oleh penduduk Yahudi. Inilah batu ujian buat Obama. Apakah Obama seorang presiden dari negara adikuasa, atau ia hanya kacungnya Israel? (eramuslim)

Mimpi Buruk Amerika di Afghanistan (3) Komandan Satu Pintu

Berita Dunia,-Tidak diragukan lagi, Abdul Ghani Baradar adalah seorang jenderal. Dia tanggung dan keras seperti Mullah Omar. Namun begitu, Baradar dikaruniai dia berhati lembut. “Jika Anda mau bernegosiasi tentang perdamaian, Baradar-lah orangnya,” Ujar Hamdullah, seorang intelijen senior Taliban dari pronvinsi Ghozni. “Dia sama sekali bukan seorang ekstremist.”

Namun, saat ini tampaknya Baradar sudah tak lagi percaya kepada pasukan asing. Ia didukung oleh orang-orang Popalzai—suku Pashtun paling besar di Afghanistan dan palinng berpengaruh. “Saya pikir, sekarang sudah tak ada ada lagi manfaatnya buat Islam untuk membicarakan damai,” ujar Baradar.
Kedekatan Baradar dengan Mullah Omar bukannya tanpa friksi sama sekali. Dadullah Akhund tidak menyukai cara-cara Baradar yang selalu berhati-hati.
Sebaliknya, Baradar pun sering tak setuju dengan cara Akhund yang kasar dan kadang brutal. Namun ketika Akhund terbunuh pada Mei 2007, Baradar termasuk orang pertama yang mengurusnya. Ada empat jenderal lain yang dipercaya oleh Mullah Omar. Dua jenderal telah ditangkap oleh Pakistan dan dua lagi terbunuh oleh AS.
Rivalitas antara Baradar dan Dadullah bermula setelah invasi AS, ketika Taliban yang porak-poranda menyembunyikan diri. Dadullah memerintah Baradar untuk mengumpulkan kembali pasukannya. Baradar menolak, karena saat itu ia merasa belum saatnya Taliban segera kembali, karena jelas sangat terburu-buru.
Ia menganjurkan Dadullah untuk tinggal di madrasah Karachi untuk beberapa bulan. Dadullah menolak dan bersikeras akan tetap membentuk pasukan dan mulai melakukan perlawanan kepada tentara asing di Kandahar dan Helmand.
Tahun 2006, Dadullah telah menjadi komandan yang ditakuti. Beberapa pejuang Taliban yang tidak sabaran, bergabung dengan Dadullah. Dadullah juga memberikan konferensi perss di markas Waziristan dan terlihat jelas egonya—sesuatu yang seharusnya dihindari oleh seorang pejuang.
Baradar mengingatkan Dadullah untuk berhato-hati, tapi lagi-lagi Dadulllah menolaknya. “Biarkan aku melakukan apapun yang aku mau. Aku akan mempersenjatai seluruh Afghanistan.” Karena informasi konferensi pers itu pula Daddullah mudah ditemukan dan pada akhirnya bisa ditebak, ia segera saja terbunuh.
Adik kandung Dadullah menuduh Baradar yang menjerumuskan Dadullah. Karena gelap mata, ia dikeluarkan sebagai pejuang Taliban. Sebulan kemudian, ia sudah menjadi tahanan Pakistan.
Saat ini Baradar berdiri sendiri, menghadapi badai besar Afghanistan yang akan segera jatuh dalam beberapa hari ke depan, seiring dengan dilaksanakannya pemilu Afghanistan 2009. Ia tetap tenang namun menghanyutkan. Ia menjadi komandan sendirian di tepian koordinasi Taliban saat ini.
Baradar tahu, api di negaranya belum akan berakhir ketika pemilu usai digelar, namun akan ada banyak api dan badai yang lain. Maka dari itu, ia seolah-olah terus menjadi seperti angin dan mitos belaka. Tak ada yang bisa mendeteksinya, karena maut senantiasa memburu. Baradar menjadi impian buruk AS dan pasukan Nato yang terus menghantui setiap saat. HABIS (eramuslim)

Mimpi Buruk Amerika di Afghanistan (2) Taliban Yang Dekat dan Melindungi Rakyat


Berita Dunia,-Setelah Soviets mundur dari Afghanistan dan pemerintah boneka Kremlin di Kabul jatuh, Omar dan Baradar tinggal di Maiwand. Di sana mereka membangun madrasah. Di tempat ini pula mereka mulai memerangi para pemilik tanah yang semena-mena dan terkenal menculik dan memerkosa anak-anak, baik perempuan ataupun laki-laki. Omar mendeklarsikan peperangan terhadap penguasa tanah ini, dan Baradar menjadi orang pertama yang mendukung gerakannya ini.
Cara ini ternyata efektif dalam menarik hati rakyat Afghanistan. Baradar dalam sekejap telah menjadi komandan kedua Mullah Omar di Kandahar. Ia menjadi komandan militer penting dan sangat dipercaya oleh Omar. Ketika AS pertama kali menyerang Kandahar pada November 2001, Baradar lah yang pertama kali menyelamatkan Omar.
Baradar tak punya kantor ataupun rumah yang tetap. Ia bekerja selama 18 jam sehari, dan hampir jarang tidur dua kali di tempat yang sama. Dia menggalang kekuatan dengan para komandan senior Taliban. Ia berpergian dengan tenang, bahkan hanya dengan sebuah mobil kecil. Dari satu perjalanan ke perjalanan lain, di situlah Baradar menyusun strategi dan mengatur semua komandan Taliban.
Baradar adalah seorang Pashtun sejati. Dia duduk dan berbicara tidak hanya dengan para komandannya yang sudah senior, tapi juga dengan anak buahnya dan semua orang yang ia temui. Ketika ia bertemu dengan penduduk sipil, ia sangat santun. Banyak yang mengatakan, Baradar adalah orang pertama yang memikirkan kesulitan hidup rakyat Afghanistan.
Semua komandan Taliban mempunyai kesetiaan luar biasa terhadap Baradar, sepanjang yang diperjuangkan oleh mereka adalah kebenaran. Anak buah Baradar selalu meluruskan perilaku-perilaku oknum yang mengaku Taliban—misalnya mencuri dan menculik. Mereka bahkan berada di garis depan yang pertama kali memerangi opium di negeri mereka. Bagaimana tidak, sekarang ini Afghanistan telah menjadi salah satu negara yang menghasilkan opium atau narkoba terbesar di dunia.
Baradar hanya muncul ke permukaan manakala ada sebuah isyu lokal yang perlu pernyataan atau klarifikasi. Seperti misalnya di provinsi Zabul awal tahun ini ketika terjadi perdebatan panas di antara komandannya dalam hal memerangi pasukan asing. Komandan yang berebutan wilayah atau pernikahan yang tidak berasal dari satu suku, juga selalu saja melibatkan Baradar.
Komandan Zabul yang belum pernah bertemu dengan Baradar memberikan kesaksian. Ketika ia menemuinya di Quetta, mereka berbincang selama dua jam, “Dia mendengarkan semua keluhan saya dan juga masukan dari saya. Ia bertanya, dan ia akan segera mengambil tindakan.” Papar komandan Zabul tersebut. Hasilnya, konflik internal itu sudah bisa diselesaikan hanya dalam waktu dua pekan.
Baradar menegaskan bahwa strateginya adalah hanya mengganggu konsentrasi AS dan Nato terpecah. Mereka diberi perintah hanya mengambil bahan persediaan AS dan Nato. Tahun ini, hanya karena dirasanya AS sudah kelewat batas, Baradar akhirnya memeritahkan anak buahnya untuk juga membalas menyerang. Dilaporkan sebanyak 120 orang militer AS tewas dalam tujuh bulan saja di tahun 2009, bandingkan dengan tahun 2008 yang secara keseluruhan hanya 155 tentara asing yang tewas. BERSAMBUNG (eramuslim)

Mimpi Buruk Amerika di Afghanistan (1) Abdul Ghani Baradar, Si Nomor 2 Pejuang Taliban



Berita Dunia,-Segera setelah 4000 tentara AS diberangkatkan ke Helmand pada 2 Juli sebulan yang lalu, Mullah Abdul Ghani Baradar memanggil semua komandan Taliban di seluruh wilayah untuk pertemuan darurat. Pertemuan itu digelar di Pakistan—tak jauh dari perbatasan Afghanistan tapi masih sangat aman dari jangkauan Amerika.
Baradar mengatakan bahwa ia menghendaki satu hal dari para komandannya: buatlah seolah Taliban kalah sampai ke tingkat minimum, sementara musuh terus memaksimumkan biaya perangnya. “Jangan pernah menembaki tentara musuh secara langsung berhadap-hadapan,” perintahnya. “Teruslah bergerilya.”
Di akhir pertemuan itu, Baradar mengingatkan anak buahnya, “Jangan pernah meninggalkan anak buah kalian. Teruslah pegang senjatamu erat. Amerika punya kekuatan militer yang lebih kuat, tapi kita mempunyai komitmen dan keyakinan yang lebih besar.”
Kita mungkin tak pernah mendengar Mullah Baradar. Yang paling sering kita dengar barangkali Mullah Mohammed Omar, yang alat penglihatannya tinggal satu lagi. Omar yang yang tinggal di sebuah desa kecil ini terus-menerus menjadi target utama, dengan ganjaran $10 juta untuk kepalanya. Tapi ia tak pernah terlihat selama tiga tahun belakangan ini, bahkan oleh anak buahnya sekalipun. Tak heran, jika kemudian Amerika mengalihkannya pada Baradar, yang sejak tahun 2001 memegang komando.
Baradar tampaknya tak seperti Omar. Menurut Mullah Shah Wali Akhund, seorang komandan dari pronvisni Helmand, Baradar memegang semua kendali militer, politik, agama dan finansial Taliban. “Ia adalah seorang komandan yang brilian.” Ucap Prof. Thomas Johnsin, seorang ahli yang telah lama mengamati Afghanistan. “Dia mampu, karismatik, dan menguasai wilayah dan dekat dengan rakyat. Bagi AS, ia adalah musuh yang mengerikan!”
Baradar selalu memperlihatkan kesetiaannya kepada Omar. Ia mengaku, ia senantiasa berhubungan dengan Omar tapi karena risiko keamanan, kontak itu tidak dilakukan secara terus-menerus. Berbeda terhadap Omar, anggota Taliban melihat Baradar sebagai seseorang yang konsisten, lebih terbuka, lebih berorientasi dan lebih bisa mendengar aspirasi dan perbedaan pendapat. “Baradar tak pernah memerintah tanpa pemahaman dan investigasi masalahnya terlebih dahulu.” Tutur seorang komandan dari provinsi Zabul. “Dia sangat sabar dan bersedia mendengarkan Anda sampai akhir. Dia tak pernah marah dan hilang temperamennya.”
Baradar jelas meninggalkan sebuah pertanyaan baru: apakah Amerika dan pemerintah Afghanistan bisa bernegosiasi dengan Baradar? Pengaruhnya kepada para pejuang Taliban bukan lagi sesuatu yang perlu diperdebatkan. Dia tidak cupat. Pada tahun 2004, ia sempat membuka percakapan dengan pemerintah Hamid Karzai—presiden Afghanistan. Baradar adalah seorang Pashtun, sama halnya dengan Karzai. Namun tidak seperti Karzai, Baradar akan pernah mengingkari bangsanya. Ia selalu percaya bahwa pejuang Taliban akan kembali memiki momentumnya sendiri.
Baradar mempunyai kemampuan membangun kembali Taliban yang sempat terpecah berkeping-keping karena ledakan efek peristiwa 9/11 yang ditudingkan kepada Afghanistan. Ia melindungi Mullah Omar seperti ia melindungi dirinya sendiri. Ketika para jurnalis investigasi bertahun-tahun mencari kebenaran hidup atau matinya Mullah Omar, ia dengan santai dan sabar mengatakan, “Ia sehat wal afiat.”
Pada zaman penjajahan Soviet dulu, mereka saling bahu berjuang. Omar yang kehilangan salah satu matanya dalam sebuah pertempuran dengan Soviet sangat terkenal karena keberaniannya. Sebaliknya Baradar menjadi tangan kanannya. Zaif, seorang pejuang Taliban yang sering bersama mereka berdua mengatakan, “Persahabatan mereka melebihi ikatan sebuah keluarga.” BERSAMBUNG
(eramuslim)

LIPI: Jakarta Tidak Ada Potensi Epicentrum Gempa

Berita Dunia,Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan Kota Jakarta tidak mempunyai potensi pusat (epicentrum) gempa.

"Jakarta dalam sejarah kegempaan Jawa, tidak mempunyai epicentrum gempa. Tetapi Jakarta terpengaruh oleh gempa yang terjadi di Jawa, seperti gempa Pengandaran," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Dr Ir Hery Harjono dalam jumpa pers di Kantor LIPI, Jakarta, Selasa.

Hery mengatakan Jakarta tidak mempunyai potensi pusat gempa karena posisi kota Jakarta tidak berada pada suatu patahan lempeng bumi.

Meski tidak berpotensi pada pusat gempa, Jakarta akan terpengaruh oleh gempa di Jawa, sehingga konstruksi infrastruktur dan bangunan juga harus mengikuti aturan tahan gempa.

"Tetapi karena Jakarta banyak terdapat gedung-gedung tinggi, harus dipersiapkan kesiapsiagaan dan antisipasi bencana gempa," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Hery menjelaskan memprediksikan kemungkinan gempa yang bakal terjadi di daerah Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Tiga daerah tersebut kata Hery mempunyai potensi potensi tenaga dari pergeseran lempeng bumi belum terkurangi oleh gempa-gempa sebelumnya seperti gempa Sumatera Barat dan gempa di sungaipenuh Jambi kemarin.

"Kita bukan menakut-nakuti masyarakat. Kita mengemukakan ini agar masyarakat sadar dan bersiap untuk menghadapi gempa," katanya.

Sedangkan Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI, Prof Dr Ir Jan Sopaheluwakan mengatakan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana seperti gempa perlu terus ditingkatkan karena potensi gempa tetap akan ada.

"Kita harus terus mengupayakan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi gempa karena potensi bencana akan terus terjadi," katanya.(Antara)

Turki Perpanjang Mandat Untuk Perangi Pemberontak di Irak

Berita Dunia,Ankara - Parlemen Turki Selasa memperpanjang selama satu tahun mandat yang membolehkan militernya untuk menyerang pemberontak separatis Kurdi yang bermarkas di Irak utara.

Langkah antisipasi secara luas itu bertepatan dengan upaya pemerintah Turki untuk mendorong hak-hak minoritas Kurdi Turki guna membantu mengakhiri konflik bersenjata yang sudah berlangsung 25 tahun itu.

Jer-jet tempur Turki telah melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran-sasaran Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara yang berdekatan sejak Oktober 2007, dan pada Februari 2008 militer mengirim pasukan darat di perbatasan untuk memerangi kelompok yang dinyatakan tidak sah itu.

Operasi itu, didukung oleh intelijen AS, telah dipuji karena memperlemah PKK, yang menggunakan markasnya di Irak utara untuk melancarkan serangan di Turki, sebagai bagian dari kampanye untuk mendapatkan wilayah otonomi Kurdi di Turki tenggara.

Perdana Menteri Tayyip Erdogan mengatakan, ia ingin membicarakan keluhan Kurdi yang telah berusia satu dasawarsa itu dengan mendorong hak-hak Kurdi dan mengakhiri konflik itu dengan PKK yang telah menewaskan sekitar 40.000 orang sejak 1984 dan membebani biaya pada negara miliaran dolar.

Ada beberapa kekhawatiran bahwa perpanjanagn mandat itu akan mengganggu proses tersebut, tapi Menlu Ahmed Davutoqin menyatakan pada parlemen sebelum perstujuan itu, pemerintah telah memutuskan untuk mendesak maju prosen pembaruan tersebut.(Antara)

Obama Tak Bersedia Temui Dalai Lama

Obama Tak Bersedia Temui Dalai Lama

Berita Dunia,Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak akan menemui Dalai Lama dalam lawatan lima harinya ke ibukota AS mulai Senin, untuk pertama kalinya dalam 18 tahun pemimpin Tibet di pengasingan itu berkunjung ke Washington tanpa menemui presiden.

Obama bermaksud menunggu sampai setelah dia melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin China Hu Jintao November, sebelum bertemu dengan Dalai Lama, kemungkinan sekitar Desember, kata para pejabat.

Keputusan yang memecahkan kebiasaan dan menunda pertemuan itu diajukan Dalai Lama bulan lalu, ketika penasihat senior Obama, Valerie Jarrett dan Wakil Menteri Luar Negeri Maria Otero berkunjung ke Dharamsala, India, untuk menjelaskan pendekatan pemerintahannya kepada Tibet.

"Pemerintah, saya pikir, menyadari bahwa hal itu melanggar kebiasaan ... tetapi jelas mereka sudah tahu alasannya, dan dia (Dalai Lama) setuju dengan keputusan yang sudah dibuat," kata Kate Saunders, seorang wanita juru bicara pemimpin Budha Tibet.

Saunders mengatakan bahwa Dalai Lama dan pemerintah Obama sepakat untuk mengadakan pertemuan setelah KTT AS-China.

Pertemuan itu diduga akan dilakukan sebelum akhir tahun ini, mungkin sekitar Desember, katanya.

Para pejabat AS hanya mengatakan bahwa pertemuan itu akan segera digelar setelah KTT AS-China berlangsung.

China telah mengirim tentaranya ke Tibet pada 1950, dan Dalai Lama melarikan diri ke India beberapa tahun setelah membentuk negara di pengasingan.

Perundingan-perundingan antara China dan utusan Dalai Lama ditangguhkan tahun lalu, yang memicu kekerasan di Tibet.

Surat kabar The Washington Post Senin melaporkan, bahwa pemerintah Obama, dalam upayanya untuk meraih simpati China, mendesak perwakilan Tibet untuk mengundurkan pertemuan antara Obama dan Dalai Lama sampai setelah KTT AS-China berlangsung.

Saunders mengatakan, Dalai Lama sejatinya setuju dengan keputusan pemerintah Obama dan percaya bahwa penting bagi AS dan China untuk mengembangkan hubungan baik.

Sementara itu seorang pejabat Gedung Putih, yang berbicara tanpa bersedia disebut namanya mengatakan, "Kami telah menjelaskan kepada mereka bahwa presiden sangat ingin bertemu dengan Dalai Lama."(antara_