Kamis, September 10, 2009

Harga Minyak Naik di Atas 70 Dolar Per Barel

Berita Dunia,Singapura,- Minyak diperdagangkan lebih tinggi Kamis setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan kuota produksinya pada tingkat yang sekarang, kata para analis.

Kuota produksi harian resmi OPEC ditetapkan 24,84 juta barel per hari sejak Januari lalu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Oktober menguat 40 sen menjadi 71,71 dolar per barel.

Sementara minyak mentah Laut Utara Brent juga untuk pengiriman Oktober naik 22 sen menjadi 70,05 dolar per barel.

OPEC mengatakan usai pertemuan tingkat menteri di Wina, Austria Rabu larut malam bahwa kuota produksinya akan dipertahankan pada tingkat yang sekarang.

"Sejak pasar tetap kelebihan pasokan dan diberi risiko penurunan terkait dengan pemulihan yang sangat rapuh, sekali lagi konferensi sepakat untuk mempertahankan tingkat produksi yang sekarang tidak berubah untuk saat ini," kata pernyataan penutup OPEC.

"Walaupun ada tanda-tanda bahwa pemulihan ekonomi tengah berlangsung, masih ada keprihatinan mengenai besar dan kecepatan pemulihan ini, terutama di negara-negara industri utama OECD."

OPEC, yang beranggotakan 12 anggota memompa 40 persen dari minyak dunia, menyepakati pada akhir 2008 untuk mengurangi 4,2 juta barel produksi harian dari pasar.

Ekonomi global yang cenderung melemah telah menekan permintaan energi, sehingga menyeret harga minyak dari rekor tinggi yang mencapai di atas 147 dolar per barel pada Juli tahun lalu menjadi 32,40 dolar pada Desember 2008. Namun harga minyak kemudian mulai pulih ke kisaran 70 dolar.

"Tingkat harga ini bagus baik bagi konsumen maupun produsen," kata Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi, yang negaranya merupakan produsen minyak terbesar OPEC, menjelang pertemuan tersebut.

Para analis dari National Australia Bank mengatakan bahwa mereka memperkirakan harga minyak ditetapkan langsung dari data makro-ekonomi dari ekonomi-ekonomi terkemuka dunia.(www.antaranews.com)

Tidak ada komentar: