Kamis, September 10, 2009

Deplu: Investigasi 'Balibo Five' Berpotensi Membuat RI-Australia Tak Kondusif

Berita Dunia,-Kepolisian Federal Australia (AFP) akan memulai penyelidikan atas kemungkinan telah terjadi kejahatan perang dalam kasus tewasnya 'Balibo Five'. Namun, Indonesia melihat kasus ini sudah selesai dan tidak akan dibuka kembali.
"Kita melihatnya mereka berada di tempat yang salah dan waktu yang salah. Pemerintah Indonesia sudah selesai dengan kasus ini, sudah ditutup, tidak akan dibuka kembali," ujar juru bicara Deplu Teuku Faizasyah saat dihubungi detikcom, Kamis (10/9/2009).
Faiz mengatakan sangat sulit untuk melakukan investigasi terhadap peristiwa yang terjadi 34 tahun lalu. Deplu mengharapkan agar kedua negara lebih memfokuskan pada hubungan bilateral yang baik.
"Keputusan investigasi baru untuk kasus Balibo Five berpotensi menjadikan hubungan bilateral kedua negara tidak kondusif," tutur Faiz.
Menurutnya, dengan membuka kembali penyelidikan kasus ini, kedua negara justru akan kembali melihat masa lalu yang suram. Dan akan membuka kembali luka lama, yang seharusnya tidak perlu diungkap kembali.
"Sebagian besar melihatnya sebagai peristiwa yang telah berakhir. Kita kan harus melangkah ke depan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan Kepolisian Federal Australia (AFP) akan memulai penyelidikan atas kemungkinan telah terjadi kejahatan perang terhadap kematian 5 jurnalis di Timor Leste tahun 1975 silam. 5 Jurnalis itu terkenal dengan sebutan 'Balibo Five', yaitu jurnalis Greg Shackleton dan Tony Stewart (Australia), Brian Peters dan Malcolm Rennie (Inggris), serta Gary Cunningham (Selandia Baru). Mereka tewas saat meliput masuknya militer Indonesia ke Timor Timur.
Indonesia selama ini menyatakan bahwa mereka tewas saat terjadi baku tembak militer Indonesia dengan Fretilin. Pemerintah Australia menerima penjelasan itu.(www.news.yahoo.com)

Tidak ada komentar: