Kamis, September 10, 2009

Garda Revolusi Iran Minta Mousavi Dan Khatami Diadili

Berita Dunia,Teheran- Garda Revolusi Iran hari Minggu menyerukan agar pemimpin oposisi Mirhossein Mousavi, calon presiden yang kalah, dan mantan Presiden Mohammad Khatami diadili karena mengobarkan kerusuhan setelah pemilihan presiden yang dipersoalkan.

Pemilihan presiden pada 12 Juni itu telah menjebloskan Iran ke dalam krisis internal terbesar sejak revolusi Islam 1979, memperdalam perpecahan di jajaran tinggi kekuasaan dan menyulut gelombang protes yang mengakibatkan 26 orang tewas.

"Jika Mousavi, (calon presiden yang kalah Mehdi) Karoubi dan (mantan Presiden Mohammad) Khatami adalah para tersangka utama di balik revolusi halus di Iran, maka kami berharap pengadilan... memburu mereka, menangkap mereka, mengadili mereka dan menghukum mereka," kata Yadollah Javan, seorang komandan senior Garda Revolusi, seperti dilaporkan Kantor Berita IRNA.

Protes melanda Teheran dan kota-kota lain setelah pemilihan itu, yang kata orang-orang moderat dicurangi agar Mahmoud Ahmadinejad terpilih lagi sebagai presiden, namun para pejabat mengatakan bahwa pemilu itu merupakan "yang paling sehat" dalam 30 tahun terakhir.

Media pemerintah mengatakan, sedikitnya 26 orang tewas dan ratusan orang ditangkap dalam kekerasan setelah pemilihan itu.

Dalam upaya meredakan amarah masyarakat luas, Iran memenjarakan kepala pusat penahanan Kahrizak setelah sedikitnya tiga orang tewas dalam penahanan di penjara Teheran selatan itu, dan pengadilan menangguhkan persidangan para tahanan yang ditangkap terkait dengan kerusuhan pasca pemilu tersebut.

"Kepala pusat penahanan itu telah dipecat dan dipenjara. Tiga polisi yang memukuli tahanan juga telah dipenjara," kata IRNA mengutip kepala kepolisian Iran Esmail Ahmadi-Moghaddam.

Ahmadi-Moghaddam juga mengkonfirmasi bahwa sejumlah tahanan disiksa di dalam penjara Kahrizak. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah memerintahkan penutupan penjara itu pada Juli karena "kurangnya standar yang diperlukan" untuk menjaga hak-hak tahanan.

Sejak pergolakan meletus, pasukan keamanan Iran menindak keras demonstran, dan ratusan pemrotes serta reformis kenamaan, wartawan dan analis ditangkap.

Sebagian besar dari sekitar 2.000 orang yang semula ditangkap telah dibebaskan, namun sekitar 250 orang masih berada dalam penahanan.

Para pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan yang meningkat atas kerusuhan itu, yang telah mengguncang pilar-pilar pemerintahan Islam dan meningkatkan kekhawatiran mengenai masa depan negara muslim Syiah itu, produsen minyak terbesar keempat dunia.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang telah membawa Iran ke arah benturan dengan Barat selama masa empat tahun pertama kekuasaannya dengan slogan-slogan anti-Israel dan sikap pembangkangan menyangkut program nuklir negaranya, dinyatakan sebagai pemenang dengan memperoleh 63 persen suara dalam pemilihan tersebut.

Para pemimpin Iran mengecam "campur tangan" negara-negara Barat, khususnya AS serta Inggris, dan menuduh media asing, yang sudah menghadapi pembatasan ketat atas pekerjaan mereka, telah mengobarkan kerusuhan di Iran.

Mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani mengecam propaganda yang dilakukan media asing mengenai pergolakan kekuasaan di jajaran tinggi kepemimpinan Iran.

"Propaganda yang dilakukan media asing yang berusaha mengisyaratkan bahwa terjadi pergolakan kekuasaan di tingkat puncak pemerintahan merupakan hal yang tidak adil sama sekali bagi revolusi Islam," kata Rafsanjani.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menghadapi krisis terbesar Iran sejak revolusi Islam 1979 setelah protes luas yang terjadi setelah pemilihan kembali Mahmoud Ahmadinejad pada 12 Juni menewaskan puluhan orang.

Khamenei mengecam protes itu dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad dan mengumumkan bahwa pemilihan itu sah, meski dipersoalkan banyak pihak.

Iran telah melarang media asing meliput pawai-pawai protes dan pertemuan yang diadakan oleh gerakan oposisi.

Kementerian Luar Negeri Iran bahkan menunjuk langsung lembaga-lembaga siaran global seperti BBC dan Voice of America, dengan mengatakan bahwa mereka adalah agen-agen Israel yang bertujuan "memperlemah solidaritas nasional, mengancam integritas bangsa dan mendorong disintegrasi Iran".(www.antaranews.com)

Tidak ada komentar: