Senin, Maret 01, 2010

LC Fiktif Bank Century

Misbakhun, Si Pengusaha Tepung Agar yang Sukses 

Berita dunia,Jakarta - Di tengah kisah miring mengenai LC fiktif di Bank Century yang melibatkan PT Selalang Prima Internasional (SPI), Misbakhun ternyata pengusaha sukses dalam produksi agar. Dia memulai membangun perusahaan agar ini sejak 2003, saat dia masih bekerja di Ditjen Pajak Departemen Keuangan (Depkeu).

Informasi yang didapatkan detikcom, Senin (1/3/2010), Misbakhun memberi nama perusahaan agar ini dengan PT Agar Sehat Makmur Lestari (ASML). Dia membangun perusahaan ini dengan dana Rp 8 miliar. Misbakhun yang kerap dipanggil Bakhun ini sukses menjalankan perusahaan tepung agar-agar ini.

"Saya tidak tahu dari mana Misbakhun bisa membangun perusahaan dengan investasi Rp 8 miliar ini. Kemungkinan saja ada investor yang mendanai. Tapi, saat itu Misbakhun juga sudah kaya setelah beberapa tahun bekerja di Ditjen Pajak," kata sumber tersebut.

Majalah Swa, edisi 26 Mei 2008 pernah menulis mengenai kisah sukses anak Pasuruan ini. Di majalah ini, diceritakan bahwa Misbakhun memang ingin sukses dalam bisnis tepung agar-agar ini.

Dia pun memperluas pabriknya di Pasuruan yang pada 2008 lalu sudah berluas 1,2 hektar. Dia memiliki obsesi menjadi produsen tepung agar-agar ketiga di dunia. "Saat ini saya sedang mendekati Bank Mandiri untuk mendirikan pabrik baru," kata Misbakhun seperti ditulis Swa pada 26 Mei 2008 lalu.

Untuk mendirikan perusahaan kedua, Misbakhun membutuhkan dana Rp 35 miliar. Dia ingin membangun pabrik seluas 4 hektar yang berlokasi di Pasuruan, tidak jauh dari pabrik pertamanya. Dia ingin meningkatkan produksi tepung agar-agar dari 270 ton per tahun menjadi 1.000 ton per tahun.

Entah, apakah obsesinya memperluas usahanya di bidang tepung agar-agar ini terealisasi atau tidak, yang jelas sejak 2009, Misbakhun malah banting setir menjadi politisi dan menjadi anggota DPR. Meski demikian, usahanya di bidang tepung agar-agar ini masih tetap berlanjut.

"Sekarang yang saya tahu, pabriknya di Pasuruan tambah maju. Tapi, apakah jadi memperluas pabrik, saya tidak tahu. Bahkan, yang saya dengar saat ini ada 4 ahli dari Italia yang dipekerjakan di sana. Kalau dua tahun lalu, hanya satu orang Italia," tutur sumber itu.

Produk tepung agar-agar Misbakhun memang diekspor ke Italia. Produksi tepung agar-agar produksi PT ASML dibeli oleh B & V (Buzzonetti & Vitae), perusahaan besar di Italia. Oleh B & V, tepung agar-agar buatan Pasuruan itu dipasarkan ke seluruh dunia.

Misbakhun lahir dari keluarga miskin. Namun, karena otaknya yang encer, Bakhun bisa masuk ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 1988  dan lulus pada 1992. Setelah lulus STAN, dia kemudian bekerja di Ditjen Pajak Departemen Keuangan (Depkeu).

Di Ditjen Pajak, dia pernah bekerja di KPP Pejompongan dan beberapa KPP lainnya di Jakarta. Di tengah karirnya, dia dikenal sangat dekat dengan mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo. Dia mundur dari PNS di Ditjen Pajak pada 2005, dua tahun setelah dia mendirikan PT ASML.

Pada 2008, Misbakhun mencoba jalan politik. Dia mendaftar sebagai caleg DPR dari PKS di daerah pemilihan Pasuruan dan Probolinggo. Dia pun lolos ke DPR dengan mengantongi sekitar 27.500 suara. Namun, baru duduk beberapa bulan di DPR, Misbakhun yang merupakan salah satu inisiator kasus angket Century ini diterpa gosip miring tentang LC -nya yang fiktif.

Data yang beredar di kalangan wartawan, Misbakhun terbelit kasus LC Fiktif atau LC Bodong PT SPI, perusahaan yang ia beli dari Teguh Boentoro. Jumlah LC yang membelitnya sebesar US$ 22,5 juta. LC ini fiktif, menurut sumber, karena LC itu diajukan untuk impor gandum, tapi ternyata data yang muncul malah untuk membeli condensat. Dalam dokumen LC, juga tidak jelas di pelabuhan mana barang yang ia beli itu sampai di Indonesia.

Kasus Misbakhun tentu serius. Sebab, dua staf khusus Presiden SBY, Andi Arief dan Velix Wanggai, berencana melaporkan Misbakhun terkait LC Fiktif ini ke Mabes Polri. Terhadap tudingan ini, Misbakhun dan PKS membantah mengenai LC fiktif ini. LC perusahaan milik Misbakhun itu hanya gagal bayar dan saat ini sudah direstrukturisasi oleh Bank Mutiara.(detik.com)

Tidak ada komentar: