Senin, Maret 08, 2010

Antara Tram, Pelecehan Seksual dan Musik Dangdut!

The Ponies - Belanda & Jakarta
Antara Belanda dan Jakarta, adakah perbedaan suka dan duka sebagai perempuan saat menggunakan fasilitas kendaraan umum? Bagi yang mendapatkan fasilitas antar jemput dari kantor atau menggunakan kendaraan pribadi, tentu berbeda permasalahannya dengan yang harus jungkir balik mengejar tram, bus, angkot, metromini, kopaja, busway atau berbagai kendaraan umum lainnya. Berikut adalah kisah Lala dan Natya, pemilik wajah-wajah manis dengan rambut berponi, yang tiap pagi dengan penuh semangat melatih kekuatan betis mengejar kendaraan umum. Sedikit sukanya lebih banyak dukanya, tapi tetap harus dijalani demi penghematan, karena murah meriah sampai ke tempat tujuan. Semoga bisa memberikan gambaran dan membantu memompa semangat para pejuangwati dalam mengejar kendaraan umum sampai ke tujuan masing-masing. Tariiiiiiik, Bang!

Tram dan Bus
Lala – Eropa





Saya merasa beruntung bisa tinggal di Eropa, karena disini alat transportasi begitu mudah didapat. Pada umumnya alat transportasi di Eropa adalah Train, Metro dan Bus. Kebetulan saya terdampar sementara di Belanda yang alat transportasinya menggunakan Train (biasa untuk perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri), sedangkan untuk transportasi di dalam kota  menggunakan Tram dan Bus. Ada juga Metro,  tapi tidak di semua tempat.
Hampir setiap hari saya menggunakan Tram dan Bus untuk melakukan aktifitas saya. Untuk lebih murah dan mudahnya saya abonnement saja. Kalau hanya tinggal sementara disini atau jarang menggunakan Tram dan Bus, bisa membeli Strippen Kaart atau Chipkaart. Jika kita menggunakan Strippen Kaart,  disediakan sebuah alat kecil dekat pintu masuk untuk stempel per zone. Mungkin dalam waktu dekat ini Strippen Kaart sudah tidak digunakan lagi dan beralih ke Chipkaart. Jika menggunakan Chipkaart cukup menempelkan kartu ini pada alat yang diletakkan di dekat pintu keluar dan masuk, secara otomatis saldo akan terpotong ketika keluar dari Tram atau Bus.

Tram dan Bus disini akan berhenti di tiap halte sesuai dengan rute. Kita bisa melihat jadwal kedatangannya di halte atau cukup mengecek di internet. Jeda waktu kedatangan pada hari kerja berkisar antara 10 menit. Jika hari Sabtu dan minggu bisa sekitar 15 menit. Namun jadwal kedatangannya bisa dipastikan hampir selalu tepat waktu. Tapi tidak ada salahnya jika tiba di halte lebih awal agar tidak ketinggalan.

Keamanan saat menggunakan Bus atau Tram disini cukup bagus, meski saya pernah hampir kehilangan Ipod. Peraturan di dalam Tram dan Bus tidak diperbolehkan memutar musik keras-keras, merokok, makan dan minum, namun tetap saja ada yang nekat melanggarnya. Jika ketahuan oleh security akan kena teguran.  Biasanya ada sekitar 2 sampai 3 orang security yang sering masuk ke Tram atau Bus untuk memeriksa.

Ada juga petugas khusus untuk memeriksa apakah penumpang sudah memiliki Strippen Kaart yang sudah distempel sesuai zone, Chipkaart, atau abonnement. Petugas pemeriksa ini berpakaian hijau sekitar 4-8  orang, namun terkadang mereka tidak menggunakan seragam.

Meskipun sering dikontrol oleh petugas, masih saja ada penumpang yang nekat ingin gratisan. Biasanya mereka duduk atau berdiri di dekat pintu, lalu bersiap-siap untuk turun. Kadang petugas pemeriksa ini mencegat di pintu keluar dan meminta bukti kartu dulu, jika tak punya bukti harus naik lagi dan membayar denda 25 euro ( jumlah yang tidak sedikit menurutku, soalnya bisa dapat lobster separuh wakakaka….).
 



Saat malam hari saya sering menjumpai orang menghisap ganja, baunya benar benar khas dan menyengat, biasanya mereka duduk di belakang. Pernah juga saya dan beberapa teman bertemu dengan pria mabuk yang bersiap membuka celananya ingin pipis di dalam Tram. Teman wanita di sebelahku segera berteriak dan menarik tanganku lari ke depan. Jijik deh, orang itu benar-benar pipis di dalam Tram. Kadang ada juga yang bertengkar di dalam Tram.  Biasanya tram akan berhenti dan polisi akan segera datang untuk mengamankan. Tidak jarang juga beberapa orang suka iseng menggodaku, aku paling benci hal ini.

Kadang sopir Tram dan Bus ada yang baik hati, tapi ada juga yang menyebalkan. Sopir yang baik hati pasti akan menunggu jika melihat kita lari mengejar. Tapi yang nyebelin, sudah kita lari setengah mati, begitu sampai di pintu malah ditinggal kabur!




Inginnya saat summer aku naik sepeda, tapi sepedaku sudah hilang dua kali, jadi malas beli lagi, padahal sudah digembok dua, tapi tetap saja hilang hu hu hu.

Jadi tiap hari saya punya sopir yang siap mengantarku kemana saja, tapi hanya sampai halte terdekat hehehehe…

                                                                             ******************


Dangdut is the Music of My Country!
Natya – Jakarta


Pasti KoKierwan dan Kokierwati sekalian pernah mendengar pepatah : Kejamnya ibu tiri tak sekejam ibu kota? Ibu kota memang tak ramah, apalagi bagi golongan ekonomi kelas bawah. Sebagai rakyat jelata berjenis kelamin perempuan yang harus pontang-panting mencari nafkah, saya merasakan bagaimana beratnya perjuangan demi sesuap nasi (lebay.com). Banyak kesulitan yang harus dihadapi oleh perempuan pengguna kendaraan umum di Jakarta. Apalagi kendaraan umum yang saya naiki adalah bus non elit yang garing abis, tak ada pemandangan bening untuk cuci mata. Tak ada sekuriti atau petugas pemeriksa seperti di Belanda, yang ada malah preman setempat meminta uang ngetem kepada sopir kendaraan umum.

Berikut adalah pengalaman yang saya alami saat harus bergaya layaknya pelari sprint Olimpiade mengejar kendaraan umum. Semoga bermanfaat!
1. Pelecehan seksual.

Pelaku pelecehan adalah orang-orang yang berpikir bahwa perempuan adalah objek seksual tanpa perasaan. Angkutan umum merupakan salah satu sarana para biadabwan ini dalam melakukan aksinya. Banyak pelaku pelecehan yang sering memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Saat berdesakan mereka akan mencoba meraba atau menggesek. Mereka bisa saja berpura-pura tersandung atau kehilangan keseimbangan dan butuh pegangan yang bisa membuat mereka ‘berdiri’ tegak lagi.

Sebaiknya hindari menggunakan busana kerja yang terlalu terbuka dan seksi. Gaya berbusana adalah hak pribadi, namun banyak lelaki yang tak sependapat. Berhubung lelaki lebih senang menggunakan mata dibanding sel-sel kecil kelabunya, maka jika anda mengenakan busana terbuka pasti akan mengundang pelototan, siulan, dan aneka pelecehan.  Apalagi jika anda adalah perempuan dengan daya tarik seksual yang tinggi, walau mengenakan pakaian tertutup, tidak akan bisa menyamarkan apa yang menonjol keluar.
Sekedar berbagi pengalaman, saya selalu membawa tas besar, tas besar ini bisa disiagakan di depan dada layaknya perisai Aegis milik Dewi Athena, agar tak ada yang bisa merambah kebun pepaya dan melon milik anda. Anda juga tinggal mengibaskan tas anda ke sasaran yang mencoba memepet atau menggesek ke arah anda. Bisa juga membekali diri dengan gulungan majalah atau koran. Jika ada gelagat mencurigakan, tinggal ‘plak’ atau sodok dengan kekuatan melumpuhkan ke arah target. Anda bisa memasang wajah polos jika korban merintih kesakitan atau melotot protes.

Jangan lupa menghindari  gerombolan lelaki yang nongkrong di halte dan seolah mengiler melihat anda. Gelagatnya sudah terlihat dari jauh, kok. Jika mereka memasang wajah mesum  atau menatap anda dengan penuh minat, segera menjauh.

2. Kriminalitas.

Kalau yang ini bisa menimpa siapa saja. Pencopet, penjambret atau penodong, bisa beraksi  kapan saja, dimana saja, dan terhadap siapa saja. Ada yang melakukan aksinya secara berkelompok, ada juga yang bersolo karir. Seorang teman lelaki pernah datang dengan mengenakan sandal superbuluk, ternyata sepatu barunya yang belum genap seminggu dibeli, ditodong dan ditukar dengan sandal jepit milik si penodong, dompetnya malah tak diminta. Sepertinya si penodong hendak pergi kondangan tapi tak punya sepatu!

 Ada juga sekumpulan orang yang menggunakan modus operandi berpura-pura berasal dari panti pijat dan menawarkan pijat kaki gratis. Jika bertemu dengan yang seperti ini sebaiknya anda langsung menghindar, karena yang mereka incar adalah ponsel dan dompet, bukan betis indah anda. Yang penting jangan lupa pesan Bang Napi : waspadalah, waspadalah, waspadalah!

3. Kendaraan tak laik jalan.


Banyak kendaraan umum yang masih berkeliaran dan mengangkut penumpang padahal sudah saatnya pensiun. Malah ada kendaraan yang sudah uzur dan tak terawat yang memuntahkan asap tebal hitam yang menganggu pemandangan dan  pernapasan. Yang ini sudah pasti takkan lolos uji emisi kendaraan bermotor. Papan display ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) banyak yang tidak berfungsi, hingga anda takkan tahu berapa besar kadar karbon monoksida yang menyerbu paru-paru anda.




4. Mengangkut dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.


Ada beberapa jenis kendaraan umum di Jakarta yang tak tahu tata tertib. Mereka hanya taat peraturan jika ada polisi di depan hidung mereka. Biasanya mereka mengangkut dan menurunkan penumpang di sembarang tempat, malah kadang di persimpangan jalan. Telinga Pak Sopir seolah-olah tak bisa mendengar, walau kendaraan di belakangnya sudah sibuk membunyikan klakson ditambah umpatan dan caci maki.

Beberapa jenis bus juga gemar ngetem selama mungkin hingga kita nyaris terlambat tiba di tempat tujuan. Kadang jika sepi, mereka seenaknya memindahkan penumpang ke bus lainnya. Belum lagi cara mengemudi yang ugal-ugalan tak mengindahkan keselamatan penumpang.

5. Tak mau benar-benar berhenti.


Pak Sopir selalu terburu-buru mengejar setoran, sehingga mereka sering mengabaikan keamanan penumpang. Mereka enggan untuk benar-benar menghentikan laju kendaraan saat penumpang akan naik atau turun. Biasakan meloncat turun dengan kaki kiri terlebih dahulu jika anda tak ingin terjengkang dan menjadi bahan tertawaan. Jika anda sedang encok atau pegal linu dan susah meloncat, cukup berteriak : Wanita hamil! Dijamin kendaraan umum akan berhenti walau sejenak, ahahaha.

6. Sempitnya ruang gerak.

Pekikan favorit para kondektur adalah : geser terus, masuk dalam, rapat tengah, jangan di pinggir! Hihihi. Pada jam-jam sibuk di jalur strategis, kepadatan dalam bus kota bisa melebihi kepadatan ikan sarden dalam kaleng. Bisa duduk adalah satu kemewahan yang patut disyukuri.  Kadang untuk berdiri saja harus berebut tempat pijakan. Kemiringan bus kota bisa jadi lebih miring dari Menara Pisa. Jadi anda harus pandai-pandai mengerut dan meliukkan badan, memperkokoh posisi kuda-kuda saat berdiri, sekaligus melindungi kebun buah anda.
7. Pengemis, pengamen dan pedagang asongan.




Meski sudah ada Perda No. 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Perda Tibum) yang melarang pengemis, pengamen, pedagangan asongan, dan pengelap mobil, tapi sepertinya peraturan itu mandul dan tak berfungsi. Jangan heran jika anda masih menemui mereka dimana-mana, terutama pengemis dan pengamen. Berbagai macam cara yang mereka gunakan dalam mengumpulkan dana. Ada ibu-ibu yang menggendong anak balita yang mengundang iba, atau bocah kecil dengan muka memelas dan pakaian kumal, aah...

Sebenarnya cukup banyak pemusik jalanan yang bersuara indah dan multi talenta, mereka bisa bernyanyi sambil bermain gitar, gendang, kecrekan dari tutup botol, hingga hanya tepukan tangan. Namun ada juga yang suaranya tak beda jauh dengan deruman mesin bajaj. Jika anda berhadapan dengan penyanyi jenis kedua, silahkan menutup kuping anda. Masih untung jika hanya pengamen bersuara cempreng yang meminta uang sukarela, ada juga yang sebelum bernyanyi memberikan prolog seperti ini : “Ibu-ibu, Bapak-bapak, Aa, Teteh, dan Saudara-saudara sekalian, saya baru keluar dari penjara seminggu yang lalu. Daripada saya merampok atau menyilet tas anda, lebih baik berikan sumbangan sukarela!” Nah lo …. Setelah itu mereka bernyanyi, lebih tepat melolong, dengan suara parau seperti tengah radang tenggorokan.

8. Perubahan selera musik.


Project Pop benar 99,99% saat menyanyikan lagu ‘Dangdut is the Music of My Country’. Tak peduli apapun selera musik anda, bisa dipastikan telinga anda akan ‘diperkosa’ oleh dangdut koplo atau lagu daerah dalam kendaraan umum. Tergantung selera Pak Sopir sih, lagu daerah juga sering dinyanyikan dalam versi dangdut. Lagu pop atau rock yang lagi tren dijamin cengkoknya akan menjadi dangdut jika dinyanyikan oleh para pemusik jalanan yang kreatif.
Banyak orang memandang rendah musik dangdut karena kesederhanaan melodi dan syair-syairnya yang ‘nakal’ serta lekat dengan kaum menengah ke bawah. Tapi belajar dari pengalaman beberapa rekan KoKier yang berada di luar negeri, mereka justru  makin cinta dan sering merindukan musik Indonesia saat jauh dari negeri sendiri. Jadi saya nikmati saja. Bagaimana tak terngiang-ngiang di kepala, jika tiap pagi dan sore hanya jenis musik ini yang dijejalkan di telinga!
9. Perubahan aroma tubuh dan penampilan.

Mau secantik dan seanggun apapun penampilan anda, jika diuyel-uyel dalam kendaraan tanpa AC dan berebut tempat pijakan layaknya ayam broiler di peternakan KFC, pasti akan terlihat dampaknya. Wajah anda saat baru naik kendaraan umum pasti berbeda dengan saat anda keluar, tak seperti jika naik mobil pribadi. Rambut yang sudah tersisir rapi bisa mencuat ke segala arah terkena hembusan angin kencang.

Tak peduli sedahsyat apapun wangi parfum yang anda gunakan, siap-siap untuk berbau campur aduk. Bagi yang rajin mencarter ojek, bau matahari dan asap bercampur keringat Bang Ojek, pasti merasuk ke dalam kalbu. Jika naik Kopaja jalur strategis pada jam sibuk, walau Chanel-nya Lala sekalipun akan bercampur dengan bau prengus, hihihi.

10. Berbagai macam karakter dan kebiasaan.

Kita bisa belajar mengenai kehidupan dan berbagai macam karakter serta kebiasaan orang lain. Kita belajar mengendalikan emosi saat harus bersinggungan dengan keragaman. Ada penumpang yang gemar tidur dan melihat bahu kita layaknya bantal bulu angsa yang nyaman. Ada penumpang yang membawa anak balita yang kadang pipis dan muntah di bus. Ada juga yang membawa banyak barang dan menumpangkan- nya di atas kaki kita tanpa rasa bersalah. Kita jadi belajar bersabar, karena marah-marah sepanjang hari hanya membuang energi saja.

Dari semua hal menjengkelkan di atas, ada juga manfaat yang bisa saya petik. Saat melihat orang lain (terutama anak-anak) harus berkeliaran dan mencari nafkah di jalan, saya jadi malu jika masih mengeluhkan apa yang saya miliki sekarang. Walau sebanyak apapun masalah dan ketidaknyamanan yang harus dihadapi setiap hari, Tuhan memberikan kesehatan dan pekerjaan. Hmm, bagi saya itu adalah berkat yang tak terkira.
SMANGAT!!!

Tidak ada komentar: