Berita Dunia,Beijing- Satu dari enam peneliti Harvard Medical School yang sakit setelah minum kopi pada 26 Agustus, Senin, mengatakan keracunan tersebut bukan kecelakaan, demikian laporan media.

Matteo Iannacone, mahasiswa pasca-sarjana yang berusia 33 tahun, mengatakan ia segera mengetahui rasa "aneh" setelah mencicipi espresso yang ia tuang dari mesin kopi di tempat santai di lantai delapan, dekat laboratorium penelitiannya.

Setelah mencicipi untuk kedua kali untuk meyakinkan bahwa ia tidak sedang mengkhayalkan rasa yang menjijikkan tersebut, ia mulai merasa pusing dan jantungnya berdegub dengan cepat, tapi mengatakan gejala itu hilang dengan cepat.

"Terlalu aneh buat saya mengalami satu kejadian," kata Iannacone dalam satu wawancara.

Hasil pemeriksaan toksiologi, Iannacone mengatakan, memperlihatkan kopi tersebut berisi "konsentrasi sangat tinggi sodium azide, bahan kimia pengawet kuat yang digunakan di banyak laboratorium penelitian di gedung tersebut dan dapat mengakibatkan kematian dalam dosis tinggi, dan mengakibatkan gagal pernafasan.

Iannacone adalah salah satu dari enam orang yang sakit setelah minum kopi dari salah satu mesin espresso pelaju.

Dua peneliti yang minum kopi itu pada pagi hari yang sama pingsan, tapi beberapa pejabat tak mengaitkan penyakit mereka dengan mesin kopi tersebut, kata Iannacone.

Satu ambulans membawa Iannacone ke Brigham and Women`s Hospital untuk dirawat. Para dokter tak dapat menemukan kejanggalan, katanya.

David Cameron, jurubicara bagi Harvard Medical School, mengatakan mesin kopi itu tak memiliki hubungan dengan pasokan air. Mesin kopi di lantai delapan juga melayani peneliti dan mahasiswa di lantai 9, katanya. Di sana terdapat sebanyak 200 orang secara keseluruhan. Sejak itu, mesin tersebut telah dipindahkan.

"Saya tidak tahu siapa yang mungkin telah melakukan ini," katanya. "Buat saya, itu tidak kelihatan seperti kelakar, tentu saja, karena kami tak jauh dari dosis yang mematikan."

Polisi Harvard sedang meneliti "setiap kemungkinan, pilihan yang dapat dibayangkan mengenai bagaimana ini dapat terjadi", kata Cameron, jurubicara bagi Harvard Medical School.

Lembaga federal, Occupational Safety and Health Administration, menyatakan sedang meneliti kejadian tersebut untuk memastikan apakah ada pelanggaran standard kesehatan atau keselamatan di tempat kerja.(antara)