Berita Dunia,Miami - Seorang adik perempuan pemimpin kawakan Kuba Fidel Castro membantu Badan Intelijen Pusat AS (CIA) pada 1960-an, ketika Washington berencana membunuhnya dan mengganti rejim komunis Kuba, kata wanita itu dalam sebuah buku yang dikeluarkan Senin.

Juanita Castro (76) mengaku bekerja dengan CIA dalam bukunya berbahasa Spanyol yang berjudul "Saudara-saudaraku, Fidel dan Raul. Sejarah Rahasia", menurut wawancara yang disiarkan oleh televisi Univision.

Juanita, yang kini tinggal di AS, mengatakan, ia dihubungi pada 1964 setelah meninggalkan Fidel dan Raul, dan bersekongkol dengan CIA baik di dalam negeri Kuba maupun ketika ia pergi ke tempat pengasingan akhir tahun itu.

Wanita itu menjelaskan kepada Univision, seseorang yang dekat dengannya dan Fidel mendekatinya, dan mengatakan, "CIA ingin berbicara dengan saya... karena mereka punya hal-hal menarik yang perlu dibicarakan dengan saya... karena mereka punya hal-hal menarik untuk dijelaskan kepada saya dan ditanyakan kepada saya."

Ia menyatakan terkejut namun mengatakan kepada mereka bahwa ia setuju.

Univision menyatakan akan menyiarkan rincian lebit lanjut mengenai sejarah itu dalam serial sepekan yang berlanjut Senin.

Penulis bersama buku itu, wartawati Maria Antonieta Collins, mengatakan, ia dan Juanita, yang kelima dari Castro bersaudara, mulai menggarap buku tersebut 10 tahun lalu.

Raul Castro (78) secara resmi menjadi presiden Kuba pada Februari 2008 setelah saudaranya dan pemimpin revolusi, Fidel Castro (83,) mengundurkan diri karena masalah kesehatan.(antara)