Kamis, Maret 11, 2010

Krisis Global, Dimana Anda?

WES - Australia

Dear Zeverina, AsMod & KoKiers


Email address ini hanya untuk Zeverina & Asmod

Tatkala beberapa negara besar dinyatakan terlanda Krisis Global Ekonomi dan Keuangan yang ditandai dengan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar dan perbankan disana sini kebanyakan orang terhenyak dan terperanjat. Bencana apaan yang melanda? Istilah "Resesi" tiba-tiba menjadi populer dan orang lalu mengaitkannya dengan Resesi yang pernah terjadi ditahun 1929 yang kemudian menyeret dunia kelembah "Depresi Besar tahun 1930".
Orang tua-tua (yang banyak sudah almarhum) mengingatnya sebagai "masa kelam" atau "masa susah" (di Indonesia kala itu dijuluki "malaise") : pengangguran dimana-mana, jualan apapun susah laku karena tiadanya daya beli, ambruknya pabrik, bank dan perdagangan diiringi meningkatnya kriminalitas.




Suatu keadaan dikatakan "Resesi" bila terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi real kurang dari 2% selama sedikitnya 2 quarter yang bisa terlihat dari pertumbuhan GDP negatif disektor pendapatan perorangan, kesempatan kerja, industri, keuangan, grosir dan eceran.

Orang awam umumnya mengira bahwasanya Resesi itu hadir didunia ini baru dua kali yaitu ditahun 1929 dan sekarang di tahun 2009 padahal kalau kita gali data-data historis yang ada terbukti Krisis Global selalu muncul setiap 8-10 tahun sekali.
Di Amerika Serikat sendiri semenjak tahun 1980 tercatat 8 periode negative economic growth dengan 4 periode Resesi, diseluruh dunia selama 3 dekade ini ada 3 Krisis Global yaitu ditahun-tahun 1990-1993, 1998 dan 2001-2002. Ini belum terhitung berbagai Krisis baik Global maupun Lokal yang kecil-kecil sepanjang masa sejak orang mulai mengenal uang sebagai alat tukar/pembayar yang sah.

Mengapa Krisis itu bisa terjadi berulang-ulang?

Ya karena "nature" atau "pembawaan alamiah" dari perekonomian adalah seperti itu, yaitu merupakan SIKLUS EKONOMI. Masa Booming/Bullish (disimbolkan sebagai "bull" atau "banteng") akan diikuti dengan Masa Bearish ("bear" atau "beruang) dan begitu seterusnya, artinya setiap kenaikan akan diikuti penurunan dan setiap penurunan akan diikuti kenaikan.

Begitu dengar momok Resesi umumnya Pemerintah lalu mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulanginya, tetapi ternyata pengalaman dimasa-masa lalu menunjukkan bahwa perekonomian dunia ini punya "self healing" (proses penyembuhan diri sendiri). Nampaknya kebijakan-kebijakan itu cuma sekedar "penurun panas" atau "pereda rasa sakit" bukan sebagai "obat yang cespleng" bahkan sepertinya tanpa diapa-apakan pun akan "beres sendiri".




Sebagaimana aku telah memaparkannya panjang lebar di Forum KoKi (silahkan baca Artikel-artikelku yang dulu-dulu) maka "BIANG KELADI" dari "KRISIS GLOBAL" adalah "SUBPRIME LENDING" dan "LEVERAGE" dengan "PRODUK-PRODUK DERIVATIVE" NYA. Sulitnya sistim perekonomian, moneter dan finansial ini sudah berjalan begitu lama, mendarah daging dan terbukti effektif mendongkrak taraf hidup umat manusia sehingga mustahil untuk dihapuskan begitu saja, karena tidak pernah ada sistim lain yang lebih baik dan effisien.
Maka petinggi, ahli ekonomi keuangan dan pelaku pasar sepakat untuk mengendalikan ketimbang menghapus. Dimulai dengan memilih lebih ketat calon Debitur serta menaikkan persyaratan kepemilikan uang sendiri, menyetop atau membatasi "short selling", menaikkan "margin requirements" dan berbagai pembatasan lainnya. Setidaknya itu sedikit banyak meng-erem spekulan bermodal "cekak" mengacaukan pasar.
Bayangkan tadinya dengan modal $ 100,000 orang "pintar" bisa rekayasa membeli 10 rumah senilai hampir $ 10 juta dan pelaku pasar dengan modal $ 1,000 bisa ikutan "main" dipasar uang dan saham sampai berpuluh kali lipat. Terjadilah "over trading" dan "over confident" yang bisa mencelakakan si pelaku maupun pasar.
Barangkali buat sebagian dari Anda yang awam terhadap "permainan" ini, aku ambil contoh Credit Card saja. Dengan penghasilan sekitar $ 60,000 setahun atau $ 5,000 sebulan belum dipotong pajak penghasilan  (Provider Credit Card umumnya tidak betul-betul mengeceknya) Anda bisa memperoleh limit Credit Card $ 10,000. Bayangkan bila setiap bulannya belanja Anda lebih dari $ 5,000 ....... lama kelamaan pasti Anda tekor bakal tidak sanggup membayar penuh, lalu setiap bulannya hanya bayar beberapa ratus $ sebagai persyaratan minimal maka hutang Anda membengkak kena bunga.

SECARA HISTORIS TERNYATA PRODUK DERIVATIVE ITU SUDAH LAMA ADA DINEGARA LAIN (DIANTARANYA JEPANG & BELANDA), JADI BUKAN MONOPOLI "WALL STREET" NYA USA SAJA.
Selama periode 1534 - 1582 Jepang dipersatukan oleh 3 jenderal kharismatik (Nobunaga Oda, Hideyoshi Toyotumi & Leyasu Tokagawa)..........itu adalah masa dimana perdamaian tercipta dan berbagai kesempatan usaha berkembang.
Mulai tahun 1600an konsep "Japanese Candlestick" diperkenalkan, dikembangkan dan di-test untuk memonitor harga pasar beras. Oleh karena di jaman itu belum ada mata uang yang distandar, maka harga beras dijadikan alat tukar dan semacam mata uang. Pada akhir tahun 1600 Rice Exchange dibentuk dan segala aturan permainannya ditentukan. Pada tahun 1710 ada lebih dari 1,300 rice dealers. Makin lama makin banyak peminatnya, sehingga diterbitkan kupon-kupon yang bisa diperdagangkan dan kupon-kupon itu besarnya kian jauh melampaui stock beras beneran-nya. INILAH AWAL DARI "FUTURES CONTRACTS" YANG DIPERJUAL-BELIKAN.

Pada waktu yang bersamaan di Negeri Belanda terjadi "Tulip Mania" dimana bunga Tulip menjadi standard medium of exchange dan dianggap lebih berharga dibandingkan emas. Maka diciptakanlah "Kupon Tulip" yang bisa diperdagangkan tanpa menghiraukan ada tidaknya persediaan bunga Tulip.

Lalu bagaimana kiprah Kupon Beras dan Kupon Tulip?
Pada tahun 1749 ada sekitar 110,000 bal beras diperdagangkan melalui "kupon beras kosong" karena stock beras sesungguhnya diseluruh Jepang cuma 30,000 bal saja. Begitu pula nasib Kupon Tulip.

Apakah tidak ada manfaatnya gagasan Candlestick, Kupon Beras dan Kupon Tulip?

Manfaatnya jelas ada yaitu kedua kupon tersebut merupakan cikal bakal dari FUTURES TRADING yang dewasa ini merupakan multibillion dollar industry. Sedangkan Candlestick Charts yang dikembangkan oleh Munehisa Homma seorang dominant trader di pasar beras Jepang ........................... sekarang digunakan oleh para otoritas negara, pelaku bisnis dan pelaku pasar sebagai alat untuk memantau dan menentukan keputusan analisa/harga. Candlestick Charts digunakan bersamaan dengan traditional Bar Charts dan Line Charts.

MEMBOSANKAN YA ? YA, TETAPI ANDA PERLU DAN HARUS TAHU ! NASIB KEUANGAN ANDA ADA DITANGAN OTORITAS NEGARA, PELAKU BISNIS DAN PELAKU PASAR ! Bekerja keras, pandai sekolahan, rajin dan hidup hemat tidak cukup kuat untuk mendongkrak taraf hidup Anda !

 

Di Australia, anak-anak sekolah High School sudah diajari pengetahuan saham, currency dan bisnis bahkan dengan bimbingan gurunya pada ikut Kompetisi Jual Beli Saham yang diselenggarakan oleh Bank dsb.......... berhadiah uang pula !

 

Regards

WES, Australia

Tidak ada komentar: