Rabu, Oktober 07, 2009

Nasib Media Cetak Sulit Berkembang di Masa Datang

Berita Dunia,Seoul - Nasib media cetak sulit untuk diselamatkan dari kebangkrutan jika tidak maupun menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital, ujar pengamat pers Singapura.

Kemajuan industri berita melalui internet dalam sepuluh tahun terakhir ini telah membawa dampak negatif terhadap media cetak (printing media) di dunia, sehingga mau tak mau media cetak harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, ujar Felix Soh.

Ia mengatakan selaku pengamat pers yang juga editor media digital Singapore Press Holdings, dalam Forum Editor Asia Eropa ke 10 di Seoul, Korea Selatan, Selasa.

Kalau tidak, media cetak akan kalah bersaing. Kalau kondisinya seperti ini maka media cetak akan mati karena masyarakat yang melek teknologi tidak mau lagi baca koran dan cenderung beralih ke laman internet maupun blogger dan sebagainya.

Dalam dua tahun ke depan, nilai pasar koran secara global akan tetap menurun dan bahkan kondisinya bisa juga berlangsung sampai tahun 2013 dan tidak akan bisa bangkit seperti yang diharapkan, tegasnya.

Menurut dia, masyarakat pers terbagi atas dua kubu dalam melihat masalah kemajuan dunia maya yang berkembang menjadi instrumen berita. Pertama kubu krisis dan kedua kubu optimis dalam masyarakat.

Masyarakat kubu krisis cenderung mencari kelompok lain untuk dipersalahkan atas keadaan ini. Misalnya google, bloggers, situs web yang dinilai tidak bertanggung jawab atas peranannya dalam hal diseminasi berita.

Kubu ini mencoba untuk mempertahankan kondisi masa lampau dan berharap melalui doa. Sementara kegagalannya antara lain adalah kurang mampu dan tanggap menyesuaikan diri terhadap perobahan teknologi dalam tehnologi informasi.

Selain itu, ketergantungan pada platform iklan yang kurang efisien sudah berlangsung begitu lama ditambah dengan tinggi ongkos produksi serta harga kertas yang mahal dari waktu ke waktu sudah tidak bisa dielakkan lagi, tambahnya.

Sementara itu, kubu masyarakat yang optimis selalu yakin akan masa depan dan ini dapat dilihat dari studi yang dilakukan NAA-Nielsen di bulan Juni,2009 menunjukkan bahwa website Koran di Amerika hampir mencapai 36 persen dari seluruh masyarakat online di negara tersebut.

Laporan NAA-Nielson menunjukkan bahwa iklan online lebih efektif yang dapat dilihat dari jumlah pengunjung situs yang banyak terlibat pada situs web Koran.

Kubu masyarakat optimis ini mengeksploitasi inovasi seperti produk online dan kolaborasi untuk menciptakan cara baru untuk membuat berita, mencoba banyak hal serta melihat kira kira apa yang sangat menjanjikan.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya media cetak juga beralih atau mengkombinasi pelayanan berita dengan sistim internet online agar tidak kelindas zaman, ujar Dr Heinz Rudolf Othmerding, Direktur Berita Internasional DPA Deutsche Presse-Agentur GmbH, German.(Antara

Tidak ada komentar: