Jumat, Oktober 02, 2009

Kontroversi Film Miyabi Tanpa Miyabi pun Praktek Amoral Sudah Marak




Berita Dunia,Jakarta - "Ayo Miyabi Miyabi!" teriak seorang penjual video porno di kawasan Glodok, Jakarta
Barat, kepada beberapa pembeli yang mendatangi beberapa lapak VCD di lantai 2. Para pedagang VCD porno bajakan di Glodok mengakui, nama Miyabi sudah tidak asing lagi bagi para pedagang maupun penggemar video esek-esek.

"Penggemar film BF (blue film) Asia umumnya mencari VCD yang dibintangi Miyabi. Makanya kami punya stok banyak VCD Miyabi karena banyak penggemarnya di sini," jelas Anto, penjual VCD porno saat ditemui detikcom. Anto kemudian membeberkan beberapa judul VCD porno yang dibintangi Miyabi.

Sejauh ini setidaknya lebih dari 20 film telah dibintangi wanita berusia 23 tahun tersebut. Selain main di film porno, wanita blasteran Jepang-Kanada itu juga populer sebagai bintang iklan maupun kalender di Jepang. Miyabi sendiri sudah memulai debutnya di bintang film esek-esek sejak berusia 18 tahun.

Menurut Anto, video porno Miyabi, mulai populer di kalangan penggemar film porno di Indonesia sejak 2006. Sejak itu, perlahan-lahan ketenaran Miyabi  menggusur nama
Asia Carrera,  bintang film porno asal Jepang yang dikabarkan telah meninggal karena
AIDS.

"Para pembeli umumnya tertarik dengan Miyabi karena suka melihat wajahnya yang imut
dan gaya "mainnya" di film," ujarnya polos.

Pengakuan serupa juga dikatakan artis dan pemain sinetron  Hengky Kurniawan. Menurutnya, wajah Maria Ozawa alias Miyabi yang imut menjadi daya tarik tersendiri. Karena kepincutnya Hengky dengan Miyabi, sampai-sampai ia mengoleksi belasan keping VCD porno yang dibintangi Miyabi.

"Wajahnya sangat oriental tapi tidak kelihatan sipitnya. Terus terang itu yang membuat saya tertarik dan menjadi penggemarnya," beber Hengky saat dihubungi detikcom.

Artis berwajah ganteng kelahiran 1982 tersebut juga mengaku berminat menjadi lawan main Miyabi jika ia benar-benar main film di Indonesia. Hengky pun mengaku rela dibayar apa adanya untuk bisa berakting bersama wanita pujaannya tersebut.

"Namanya juga penggemar Mas. Saat ini saja saya kepingin nonton film yang dibintangi Miyabi jika jadi digarap di sini. Apalagi bisa syuting bareng. Seneng banget rasanya," urainya.

Ruhut sitompol, politisi Partai Demokrat, yang juga sering main film juga mengatakan ketertarikannya kalau bisa berakting dengan Miyabi. "Wah menarik juga tuh bisa bermain dengan artis top," jawab Ruhut kepada detikcom.

Namun pria berkuncir yang pernah main di film "Maling Kutang" produksi Maxima Picture itu mengaku akan bermain film jika memang dihubungi Maxima. Karena setiap ia main film, pihak Production House (PH) yang memintanya.

"Saya main film kalau memang diminta. Kalau tidak yah tidak main. Karena saya memang
bukan seorang aktor sungguhan," kata caleg DPR RI terpilih tersebut.  Popularitasnya yang tinggi di masyarakat Indonesia, khususnya pecinta film, menjadi alasan tersendiri bagi Maxima untuk membuat film yang dibintangi Miyabi. Sekalipun saat bertandang ke negeri Sakura, Odi Mulya, produser Maxima sempat ditawari bintang porno nomor wahid di negeri Matahari Terbit tersebut.

Pasalnya, di negara kelahirannya, Miyabi hanya menduduki pringkat 9. Wanita berusia 23 tahun tersebut popularitasnya sebagai artis porno masih jauh di bawah Sora Aoi, artis pemenang Adult Video Japan Award 2002.

"Seorang agen artis porno di Jepang sempat menawarkan kepada saya bintang porno peringkat 1 di Jepang untuk main di film yang akan kami garap. Tapi kami tetap pilih Miyabi karena di Indonesia namanya lebih populer dibanding artis Jepang yang lain, " ungkap Odi Mulya Hidayat, produser Maxima Picture.

Karena itu banyak kalangan masyarakat, termasuk para artis dan budayawan menyesalkan
larangan yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap kedatangan Miyabi ke Indonesia. Sebab Kedatangan Miyabi bukan bermain film porno melainkan film komedi.

"Larangan itu kayaknya tidak tepat. Sebab Miyabi datang ke Indonesia untuk main film
komedi bukan film porno. Kenapa harus dilarang?" tanya Hengky Kurniawan.

Pendapat senada dikatakan budayawan Butet Kertaradjasa. Menurutnya film yang akan
diperankan oleh Miyabi selagi tidak ada unsur pornografinya untuk apa dilarang. Lagi pula, lanjut Butet, masyarakat tidak bisa menolak kedatangan seseorang atas dasar persepsi atau predikat.

"Kalau semua negara berpatokan pada persepsi atau predikat, maka orang-orang Indonesia, termasuk SBY akan sulit ke luar negeri. Karena Indonesia punya predikat negara terkorup di dunia. Jadi akan ditolak oleh tokoh agama di sejumlah negara," tegas Butet.

Ia juga juga tidak setuju jika kehadiran Miyabi dikait-kaitkan dengan penjagaa moral dan akhlak masyarakat. Sebab tanpa kehadiran Miyabi praktek-praktek amoral di Indonesia sudah banyak terjadi.

"Tanpa kehadiran Miyabi moral masyarakat kita sudah banyak yang rusak. Jadi tidak tepat kalau melarang Miyabi datang dengan alasan menjaga moral dan nama baik bangsa, " tegas Butet.(detik.com)

Tidak ada komentar: