Selasa, September 08, 2009

Agenda Perubahan Presiden Obama Diuji


Presiden AS Barack Obama memperkenalkan Bilqis Abdul-Qaadir, mahasiswi Universitas Memphis yang saat duduk di SMA Massachusetts memecahkan rekor poin dalam kejuaraan basket, dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih, Selasa, 1 September 2009.

Berita Dunia,WASHINGTON,-Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghadapi ujian krusial atas kemampuannya dalam mewujudkan agenda perubahan. Baru sekitar tujuh bulan memerintah, angka persetujuan bagi Obama terus menurun.

Salah satu ujian terberatnya adalah mempertahankan reformasi layanan kesehatan, yang detailnya akan disampaikan dalam sesi bersama Kongres AS pada Rabu besok. Obama juga masih menghadapi perang di Afganistan dan perekonomian nasional yang masih lemah.

Obama tengah membeberkan tema layanan kesehatan dalam pidato Hari Buruh, Senin (7/9) di Cincinnati. Dia berjuang untuk menemukan pesan yang tepat soal layanan kesehatan.

Kritikus mengatakan, Obama tidak mengungkapkan rencana reformasi layanan kesehatan secara spesifik. Kaum konservatif bersatu melawan perubahan sistem. Sementara itu, sejumlah anggota Partai Demokrat yang moderat mengusulkan agar Obama memangkas rencana reformasi layanan kesehatan atau setidaknya memperkenalkannya secara bertahap.

”Saya berharap adanya kebijaksanaan pada Rabu malam nanti,” kata Senator Amy Klobuchar dari Partai Demokrat, pada acara State of the Union di stasiun televisi CNN.

Mantan Ketua Partai Demokrat Howard Dean mengatakan, Obama harus menghadapi realitas politik dan mengakui bahwa dia tidak akan mendapat dukungan dari kalangan Republik. Maka, Obama harus bisa memanfaatkan pidatonya untuk mendapat dukungan partainya.

Senator Lamar Alexander dari Partai Republik mengatakan, perpecahan akan menuntun Demokrat pada jalan buntu. ”Dia (Obama) harus mengatakan, ’Saya siap bertindak. Ada empat atau lima hal yang bisa dilakukan, dan kita akan melakukannya secara bipartisan’,” katanya.

Rencana reformasi layanan kesehatan Obama itu diperkirakan akan meningkatkan defisit anggaran AS hingga 9 triliun dollar AS. Meskipun para ahli ekonomi memuji rencana stimulus sebesar 787 miliar dollar AS, jajak pendapat terkini menunjukkan bahwa rakyat Amerika semakin skeptis terhadap keberhasilan rencana itu.

Sementara pemulihan pasar keuangan mulai tampak dan hilangnya lapangan kerja mulai reda, kesehatan perekonomian nasional secara keseluruhan masih memprihatinkan. Data resmi pada Jumat pekan lalu menunjukkan angka pengangguran naik menjadi 9,7 persen pada bulan lalu, level tertinggi sejak Juni 1983.

”Cuci otak”


Seakan memperumit keadaan, Obama pada hari Selasa ini berencana untuk berpidato di hadapan para pelajar AS, yang pertama dilakukan oleh presiden dalam 18 tahun terakhir. Kaum konservatif langsung mengkritik rencana itu dan menyebutnya sebagai upaya ”mencuci otak” anak-anak itu soal agendanya.

Kementerian Pendidikan kian menambah kemarahan saat menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Presiden Obama bersama anak-anak itu adalah mereka menulis tentang ”bagaimana mereka bisa membantu presiden”.

”Ini Obama-sentris. (Acara) itu tidak terfokus pada isu pendidikan, tetapi pemujaan Barack Obama,” kata Michael Leahy, juru bicara bagi akar rumput konservatif Nationwide Tea Party Coalition, kepada kantor berita AFP.

Jajak pendapat yang dirilis oleh Pew Research Center, Jumat pekan lalu, menunjukkan bahwa angka persetujuan bagi Obama melorot lagi menjadi 52 persen. Angka itu turun 10 poin sejak 100 hari pemerintahan Obama pada April lalu.

Ketika itu, upaya membenahi perekonomian agar keluar dari resesi tengah menjadi tema utama. ”Kita sedang mengalami perang budaya ekonomi,” kata David Beattie, pelaksana jajak pendapat Demokrat. (www.kompas.com)

Tidak ada komentar: